Ini Dia, 25 Film Hukum Terbaik
Jeda

Ini Dia, 25 Film Hukum Terbaik

Sungguh dinantikan Indonesia bisa membuat film dengan genre legal thriller.

Hot/HOLE
Bacaan 2 Menit
To Kill A Mockingbird, peringkat pertama film hukum<br>terbaik. Foto: rantery.awardspace.com
To Kill A Mockingbird, peringkat pertama film hukum<br>terbaik. Foto: rantery.awardspace.com

“Close your eyes, please. This is a story about a little girl walking home from the grocery store one sunny afternoon…Now imagine she's white.”

– Jake Tyler Brigance (A Time To Kill)

Jika anda tak asing dengan John Grisham, penulis fiksi asal Amerika Serikat, tentu nama dan judul di atas pernah selintas anda dengar. Ya, Jake Tyler Brigance adalah tokoh protagonis dalam novel tebal karya Grisham, berjudul A Time To Kill. Novel terbitan tahun 1989 ini difilmkan pada tahun 1996, dengan aktor Matthew McConaughey (sebagai Jake Tyler Brigance) dan Samuel L Jackson (Carl Lee Hailey).

Jake Tyler Brigance, secara kontroversial menjadi pembela Carl Lee Hailey, seorang kulit hitam. Padahal, dengan setting tahun 1970an, wilayah tempat tinggalnya masih mengalami tingkat rasisme yang sungguh parah.

Aksi heroiknya, mungkin menjadi alasan bagi beberapa dari anda untuk memilih profesi sebagai lawyer. Bisa pula, anda yang saat ini menjadi pengacara, juga terinspirasi dari tokoh-tokoh fiktif dalam film lain, seperti Mitchell McDeree (diperankan oleh Tom Cruise, The Firm), Martin Vail (Richard Gere, Primal Fear), hingga yang “jadul” sekalipun seperti Atticus Finch (Gregory Peck,  To Kill A Mockingbird).

Judul-judul film di atas dikategorikan oleh kritikus sebagai genre legal thriller. Istilah ini biasa diberikan kepada film yang menjadikan dunia hukum dan pengacara sebagai isu sentralnya. Ada pula yang menggunakan istilah legal movies, atau law films.

Genre ini sudah tidak asing lagi di Hollywood. Bahkan, American Bar Association Journal (ABA Journal), mengutarakan secara retoris dalam situsnya, “What would Hollywood do without lawyers?”

Terkait dengan genre film ini, Michael Asimow, profesor hukum di Universty of California Los Angeles, menulis artikel berjudul “How I Learned to Litigate at the Movies”. Ia mengakui bahwa masyarakat Amerika Serikat, mengetahui sistem hukum negaranya melalui medium seperti film atau produk dari budaya pop (pop culture) lainnya.

Sangat berpengaruhnya film dengan genre legal thriller, hingga ABA Journal menyusun daftar “The 25 Greatest Legal Movies”. ABA Journal memilih 12 orang sebagai juri, sesuai dengan jumlah juri di pengadilan Amerika Serikat. Keduabelas orang ini, terdiri dari ahli hukum dan pengacara, yang sering memberikan kuliah mengenai film ataupun hukum yang berkaitan dengan industri film.

Lima film papan atas dalam daftar ini, berturut-turut diisi oleh To Kill A Mockingbird (1962), 12 Angry Men (1957), My Cousin Vinny (1992), Anatomy of a Murder (1959), Inherit the Wind (1960).

Selanjutnya, Witness for the Prosecution dan Breaker Morant. Film Philadelphia, yang dibintangi oleh Tom Hanks, dan Erin Brockovich yang dibintangi oleh Julia Roberts, berada di posisi delapan dan sembilan.

Peringkat sepuluh hingga lima belas, ditempati oleh The Verdict (1982), Presumed Innocent (1990), Judgement At Nuremberg (1961), A Man for All Seasons (1966), A Few Good Men (1992), dan Chicago (2002). Kemudian, Kramer Vs. Kramer, yang dibintangi oleh Dustin Hoffman dan Meryl Streep, mengisi peringkat 16. Film ini juga berhasil meraih Piala Oscar untuk kategori Film Terbaik di tahun 1979.

Di posisi selanjutnya, The Paper Chase (1973), Reversal of Fortune (1990), Compulsion (1959), And Justice for All (1979), dan In the Name of the Father (1993), menduduki posisi 17 hingga 21.

A Civil Action, film mengenai injury lawyer yang kemudian beralih menjadi pengacara lingkungani, menempati peringkat 22. Film besutan tahun 1998 ini, dibintangi oleh John Travolta yang memerankan tokoh utama, Jan Schlichtmann.

Tiga peringkat terbawah dalam daftar ABA Journal ini, diisi oleh Young Mr. Lincoln (1939), Amistad (1997), dan Miracle on 34th Street (1947).

Selain 25 film yang diklaim menjadi film bertema hukum terbaik, keduabelas juri ini juga memasukkan 25 judul lain yang menurut mereka layak disaksikan.

1.    The Accused (1988)

2.    Adam’s Rib (1949)

3.    Beyond a Reasonable Doubt (1956)

4.    The Caine Mutiny (1954)

5.    Class Action (1991)

6.    The Client (1994)

7.    Counsellor At Law (1933)

8.    The Court-Martial of Billy Mitchell (1955)

9.    The Devil’s Advocate(1997)

10. The Firm (1993)

11. The Fortune Cookie (1966)

12. Ghosts of Mississippi (1996)

13. Intolerable Cruelty (2003)

14. Jagged Edge (1985)

15. JFK (1991)

16. Legally Blonde (2001)

17. Liar, Liar (1997)

18. Michael Clayton (2007)

19. Music Box (1989)

20. North Country (2005)

21. The Pelican Brief (1993)

22. The People vs. Larry Flint (1996)

23. Primal Fear (1996)

24. The Rainmaker (1997)

25. A Time To Kill (1996)

Film memang bisa menjadi medium yang sangat berpengaruh, baik secara positif maupun negatif. Apalagi, manusia memang lebih mudah mencerna informasi melalui medium visual ketimbang teks. Karena itu, film tak hanya berfungi sebagai hiburan, melainkan juga untuk mendidik.

Tentunya, tak semua film bisa mendidik penontonnya. Legal thriller, legal movies, law films, atau apapun sebutannya, menjadi genre film yang memenuhi fungsinya sebagai hiburan dan pendidikan. Meski harus diakui, banyak ketidakakuratan yang terdapat di dalamnya, demi memenuhi suasana dramatis yang diinginkan oleh penonton.

Sungguh dinantikan Indonesia bisa membuat film dengan genre legal thriller. Walau hal ini diragukan, karena mungkin saja profesi dunia hukum di Indonesia justru menegaskan kutipan dari Vito Andolini Corleone dalam The Godfather: “A lawyer with his briefcase can steal more than a hundred men with guns”.

Sumber: www.abajournal.com

Tags: