Ini “Bocoran” Agar Diterima Bekerja di Law Firm Papan Atas
Utama

Ini “Bocoran” Agar Diterima Bekerja di Law Firm Papan Atas

Ada banyak kriteria penilaian, mulai dari kemampuan memahami hukum secara mendasar hingga reputasi sekolah.

ALI/RIA
Bacaan 2 Menit

Erwandi mengatakan saat di-interview di HHP, pelamar tidak akan ditanya hal-hal yang spesifik. “Karena tes itu kan bukan kayak tes ujian mau masuk universitas. Kita cuma mau tahu kira-kira orang ini tahu nggak hal-hal yang pokok di dalam masalah hukum,” tambahnya.

“Karena kita bergerak di bawah hukum korporasi, tentunya hukum yang bersangkutan dengan korporasi itu yang lebih kita berikan tesnya. Jadi general.  Karena kita tahu, kalau orang itu mau lebih spesifik, tentunya nanti kita dididik di dalam, bukan pengetahuan di luar,” ungkapnya.

2. Dapat Berpikir Sistematis dan Logis

Kriteria selanjutnya adalah mampu berpikir secara sistematis dan logis. Fikri mengatakan pelamar yang sangat diharapkan di firmanya adalah dapat berpikir sistematis. “Kalau dia bisa menulis dua paragraf secara concise (ringkas,-red) dan jernih, dia sudah bagus,” ujarnya.

Fikri mengatakan setiap meng-interview para pelamar, maka yang ditanya adalah skripsi yang mereka buat. Di sana, pelamar akan diminta untuk bercerita sedikit menganai apa yang ditulisnya.

“Kita harus tahu betul apa yang kita tulis. Seringkali nggak bisa. Nggak tahu apa yang ditulis. Atau (skripsi,-red) dibikinin. Atau nggak punya kemampuan untuk presentasi,” ujarnya.

Sedangkan, Erwandi mengatakan logika adalah poin penting ketika menerima seseorang masuk ke HHP. “Pertama dari segi pengetahuan, dan yang lebih penting itu dari segi logika,” ujarnya.

Di HHP, lanjutnya, tes masuk dalam bentuk menulis essay untuk mengetahui logika pelamar apakah runtut atau tidak. “Karena kalau dari pengetahuan, orang menghapal saja cukup. Nah, padahal kan menghapal nggak cukup ya. Karena itu yang selalu kita lihat itu adalah mengenai pengetahuannya plus logikanya,” jelasnya.

Tags:

Berita Terkait