Ini Alasan Pentingnya Kemampuan Berbahasa Inggris untuk In House Counsel
Utama

Ini Alasan Pentingnya Kemampuan Berbahasa Inggris untuk In House Counsel

Di Perusahaan multinasional maupun BUMN, kemampuan berbahasa Inggris menjadi tulang punggung bagi in house counsel di perusahaan.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit

Irvino menegaskan bahwa Bahasa Inggris adalah tulang punggung bagi in house counsel. Meski esensi bahasa adalah alat komunikasi untuk para pihak dapat mengerti, namun di luar itu Bahasa Inggris tidak dapat dianggap enteng.

“Ketika kita memiliki skill hukum yang baik tapi tidak mempunyai penyampaian bahasa yang baik, maka itu akan menimbulkan risiko misinterpretasi. Pekerjaan ini tidak selamanya menulis, adakalanya kita membuat presentasi dan ketika menjelaskan harus dengan Bahasa Inggris karena kalau dalam Bahasa Indonesia orang asing akan mengalami kesulitan,” terangnya.

Sementara itu dari pihak BUMN juga berpendapat hal yang sama. Di lingkup BUMN, apalagi BUMN yang sudah listing keluar negeri, Bahasa Inggris adalah kemampuan paling dasar yang harus dimiliki oleh seorang in house counsel.

Fajar Aditya selaku Legal & Regulatory yang masih beririsan dengan in house counsel di PT Telkom Indonesia mengungkapkan kemampuan Bahasa Inggris sangat penting bagi in house counsel di BUMN karena pekerjaan sehari-hari in house counsel yang tak terlepas dari tulisan dan lisan yang berkaitan dengan pihak asing.

“Minimal akan ada secara berkala in house counsel melakukan review bisnis dengan konsultan yang kita hire atau sekadar aktif di forum internasional. Hal ini juga tidak cukup dengan modal Bahasa Inggris sehari-hari, karena kalau dihadapkan dengan diskusi hukum Bahasa Inggris itu sudah beda lagi kelasnya karena narasinya sudah berbeda dan sulit,” jelas Fajar.

Diskusi hukum akan terasa sulit karena banyak kalimat-kalimat yang akan berbeda dengan Bahasa Inggris sehari-hari, seperti Bahasa Inggris undang-undang hingga peraturan pemerintah. Sehingga kemampuan yang dikuasai oleh in house counsel dalam berbahasa harus mengerti juga dalam lingkup formal.

“Intinya kita harus paham dan familiar dengan apa yang kita mau tulis. Saat kita tulis Bahasa Indonesia dan ingin menuangkannya ke dalam Bahasa Inggris itu juga harus dituangkan dengan bahasa yang mudah dibaca dan dipahami agar tidak ada multitafsir,” kata Fajar.

Tags:

Berita Terkait