ICW Berharap DPR Mau Selidiki Capim KPK
Berita

ICW Berharap DPR Mau Selidiki Capim KPK

Dua capim yang diserahkan ke DPR cukup baik, tetapi Wakil Koordinator ICW lebih condong ke Busyro.

ANT
Bacaan 2 Menit

Namun, penilaian Agus terhadap Busyro dan Robby secara umum cukup baik.

"Menurut saya cukup baik keduanya, kalau pak Busyro sudah teruji di KPK dan Pak Robby menurut kami relatif gagasannya cukup baik mengenai pemberantasan korupsi, di Setkab dia juga cukup baik," ungkap Agus.

Khusus untuk Robby, Agus berpesan agar ia tidak berupaya mengamankan kasus-kasus terkait pemerintah lama bila terpilih sebagai pimpinan KPK.

"Menurut saya terutama pak Robby karena dia lama di pemerintah kalaupun lolos jangan dia mengamankan orang-orang di pemerintah yang terlibat korupsi, terutama pemerintahan yang lama karena dia bagian pemerintah yang lama. DPR harus punya tim khusus di luar anggota DPR untuk menelusuri lebih jauh seberapa bersih Pak Robby ini, lebih dalam dari yang dilakukan pansel, karena yang kita harapkan adalah orang yang hampir punya kesempurnaan," ungkap Agus.

Agus secara pribadi berharap agar Busyro Muqoddas tetap menjadi pimpinan KPK.

"Kalau saya pribadi berharap Pak Busyro bisa lolos lagi sehingga tidak ada proses adaptasi, tinggal melanjutkan, tapi kalau Pak Busyro tidak lolos kita harus terima sebagai kenyataan politik. Pak Robby harus beradaptasi dengan waktu, berdiskusi, berdialog, bekerja sama dengan empat pimpinan lain. Kalau di DPR saya agak ragu apakah mungkin DPR masih bisa meloloskan lagi yang bersangkutan (Busyro)," tambah Agus.

Sebelumnya, Robby menegaskan dirinya bukan titipan Presiden SBY. "Semua orang yang kenal saya akan menyimpulkan saya bukan orang (Presiden) SBY karena selama ini saya banyak mengkritik pemerintah. Salah satunya melalui tulisan-tulisan saya, bahkan buku saya yang terbit di Amerika jelas-jelas mengkritik SBY dan mengkritik pemerintahan reformasi yang gagal," katanya.

Busyro dan Robby, lolos dari tes wawancara pansel yang juga diikuti empat kandidat lain yaitu mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah I Wayan Sudirta, jurnalis dan advokat Ahmad Taufik, dosen hukum Universitas Pelita Harapan Jamin Ginting dan spesialis perencanaan dan anggaran Biro Rencana Keuangan KPK Subagio.

Tags:

Berita Terkait