Indonesian Corruption Watch (ICW) memberikan apresiasi atas dieksekusinya Bupati Aru Theddy Tengko oleh tim kejaksaan dibantu oleh personel TNI AD dan Brimob.
"ICW memberikan apresiasi tinggi untuk kejaksaan agung," kata anggota Badan Pekerja ICW, Emerson F Yuntho di Jakarta, Rabu (29/5).
Dikatakan, dengan ditangkapnya Theddy Tengko merupakan langkah pemberantasan korupsi yang bagus. "Itu merupakan langkah yang bagus," ucapnya.
Sebelumnya upaya Kejaksaan untuk menangkap orang nomor satu di Kabupaten Aru itu, selalu terhambat dengan kondisi keamanan setempat, bahkan dua orang jaksa sempat dianiaya oleh orang yang tidak dikenal saat mengintai di kantor pemerintah daerah setempat. Kedua jaksa itu adalah Muhammad Kasad (Kasie Intel Kejari Dobo) dan Hiras Silaban.
Bahkan mantan Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) yang juga mantan Danpuspom TNI, Mayjen TNI (Pur) Syamsu Djalal menyarankan tim jaksa menggunakan bantuan POM TNI untuk mengeksekusi Theddy Tengko.
Saat akan diterbangkan dari Jakarta pada akhir 2012, sekitar 50 pendukung Theddy Tengko menghadang hingga akhirnya berhasil melarikan diri ke Aru.
Kuasa hukum Theddy Tengko, Yusril Ihza Mahendra membenarkan Bupati Aru Theddy Tengko telah dijemput oleh personel TNI AD, Brimob dan Jaksa dengan pesawat dan diterbangkan ke Ambon.
"Theddy diberitahu bahwa Danrem Ambon akan datang ke Aru dan dia diminta untuk menjemput. Namun ketika pesawat mendarat, Theddy dinaikkan ke pesawat oleh petugas dan langsung diterbangkan ke Ambon," ungkapnya.
"Saya memang berkomunikasi dengan Theddy dalam beberapa hari terakhir dan menjelaskan kepadanya bahwa segala upaya hukum telah saya lakukan terkait putusan batal demi hukum Pasal 197 KUHAP, namun saya berhadapan dengan kekuasaan yang tidak mungkin saya akan menahannya," katanya.
Yusril mengaku dirinya telah menasihati Theddy untuk menghindarkan terjadinya bentrokan fisik di Aru, jangan sampai jatuh korban yang tidak diinginkan.