Perihal penyerahan kuasa, Lita mengaku selama ini ICLA sebetulnya secara mekanisme memperbolehkan. Namun kuasa tersebut akan diperiksa satu per satu apakah bentuknya sebatas memenuhi forum kehadiran atau untuk mengambil keputusan. Untuk pemilihan Ketua Umum pada Munas, ia menerangkan hal itu tergantung pada banyaknya calon yang mengajukan diri sebagai kandidat calon Ketua Umum. Jika hanya satu calon akan dilakukan aklamasi. Tapi, bila lebih dari satu kandidat calon Ketua Umum, panitia telah mempersiapkan tata tertib yang mengakomodir mekanisme pengambilan suara (voting).
Dengan kondisi yang perlahan mulai membaik memasuki fase new normal, acara Munas ICLA diputuskan pihak kepanitiaan terselenggara offline sepenuhnya. Hal ini dimaksudkan agar para anggota dapat bersilaturahmi kembali setelah terpisah satu sama lain sepanjang masa pandemi Covid-19. Setidaknya terdapat sekitar 80 sampai dengan 100 peserta yang ditargetkan menghadiri Munas menyesuaikan kapasitas venue.
“Kalau dari acara kita mengundang beberapa undangan, sebenarnya itu masih dalam konteks Dewan Pengawas. Jadi acaranya sendiri untuk anggota, tetapi mengundang beberapa Dewan Pengawas yang sebenarnya ahli-ahli hukum persaingan usaha atau lawyer senior persaingan usaha yang sebenarnya anggota Dewan Pengawas ini anggota juga. Acara ini memang dikhususkan untuk internal ICLA,” jelasnya.
Soal persiapan, sejauh ini telah direncanakan panitia dengan baik. Mengikuti peraturan dan kebijakan dari pemerintah, pihak OC telah melakukan konsultasi dengan pihak penyedia venue dan berbagai pihak terkait aturan izin keramaian. Untuk pemberlakuan protokol kesehatan juga telah menjadi perhatian panitia dalam penyusunan acara Munas. Lita kembali mengimbau bagi seluruh anggota ICLA untuk menghadiri Munas pada tanggal 18 November 2022 mendatang.