Hukumonline, Sang Penghubung Kemajuan Hukum Indonesia
Berita

Hukumonline, Sang Penghubung Kemajuan Hukum Indonesia

Dalam banyak sektor, Hukumonline menangkap berbagai kemajuan yang berarti, namun juga mencatat set back dalam beberapa bidang. Dalam rangkaian 20 webinar ini ingin disajikan helicopter view untuk memandu langkah dan memahami situasi sebagai amunisi untuk merumuskan solusi.

Agus Sahbani
Bacaan 2 Menit
Co-Founder Hukumonline.com, Ahmad Fikri Assegaf saat membuka 20 Webinar untuk 20 Tahun Hukumonline, Selasa (14/7). Foto: RES
Co-Founder Hukumonline.com, Ahmad Fikri Assegaf saat membuka 20 Webinar untuk 20 Tahun Hukumonline, Selasa (14/7). Foto: RES

Menginjak usia 20 tahun, Hukumonline terus mencoba menangkap berbagai dinamika hukum bukan hanya hukum yang menyangkut politik, hak asasi manusia, atau pemberantasan korupsi yang cukup menyita perhatian publik, tetapi bidang hukum lain yang menyentuh langsung kehidupan sehari-hari masyarakat. Seperti, soal perizinan, perjanjian, transaksi elektronik, ketenagakerjaan termasuk aspek hukum keluarga dan perorangan. 

“Dalam banyak sektor Hukumonline menangkap berbagai kemajuan yang berarti, namun kita juga mencatat set back dalam beberapa bidang,” ujar Co-Founder Hukumonline.com, Ahmad Fikri Assegaf saat membuka 20 Webinar untuk 20 Tahun Hukumonline, Selasa (14/7/2020).   

Fikri mengatakan kehadiran Hukumonline 20 tahun lalu ingin mengambil peran sebagai penghubung berbagai kemajuan hukum yang diimpikan. Para founders Hukumonline lainnya ingin menyajikan akses informasi atas segala yang terjadi di dunia hukum. Tentu saja, informasi itu harus yang mencerahkan dan mengedukasi masyarakat serta memandu pengambilan keputusan yang tepat.

“Kami bersyukur bisa mencapai sejauh ini. Meminjam istilah Mas Arief Surowidjojo, Hukumonline selama ini telah menjadi jembatan pembaruan hukum Indonesia,” ujar Fikri mengutip pernyataan koleganya itu. (Baca Juga: Reformasi, Teknologi, dan Hukumonline Oleh: Ahmad Fikri Assegaf*)

Sebagai insan pers, kata Fikri, Hukumonline menghindar dari pusaran berita sensasional sesaat. Jurnalisme Hukumonline aktif mencari dan menyuarakan apa yang memang dibutuhkan masyarakat. Mengawal perkembangan isu dari awal hingga akhir, termasuk memberitakan segala yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masyarakat.

Hukumonline pun menyediakan rubrik tanya-jawab Klinik Hukum untuk membantu masyarakat pencari keadilan. Tak kurang dari 500 pertanyaan masuk setiap bulan sejak Klinik Hukum diluncurkan. Hingga saat ini ada lebih dari 6.000 jawaban yang sudah disajikan. Pelayanan rubrik ini telah dilengkapi chatbot berteknologi artificial intelligence bernama LIA (Legal Intelligent Assistant). LIA mampu menjawab pertanyaan tentang berbagai masalah perdata dan pidana.

Teknologi artificial intelligence LIA bisa memahami dan merespon teks bahasa manusia. Hasilnya cukup natural layaknya percakapan sesama manusia. Pengguna LIA bisa menikmati pengalaman yang lebih interaktif dalam mengeksplorasi isu hukum. Selanjutnya, pengolahan big data ratusan ribu koleksi dokumen termasuk peraturan perundang-undangan disediakan di fitur Pusat Data.

“Semua bisa ditemukan dengan mudah melalui search engine Hukumonline. Aplikasi teknologi information retrieval atas big data ini sangat membantu berbagai riset hukum melalui Hukumonline,” kata dia.

Portal ini pun mengambil posisi sebagai media promosi, publikasi, dan pendorong diskursus hukum secara terpadu. Fungsi ini aktif dihadirkan secara luring melalui berbagai seminar, pelatihan, dan diskusi isu hukum. “Berkat dukungan pelanggan dan members Hukumonline serta segenap masyarakat, kami telah tumbuh dan berkembang. Dalam semangat membuka luas akses masyarakat pada hukum, kami mendirikan Easybiz.id dan Justika.com.”

Easybiz.id membantu pendirian badan hukum dan perizinan bagi mereka yang membutuhkan. Sedangkan Justika.com adalah marketplace untuk mengakses jasa profesional para advokat terpercaya. Pengguna Justika.com bisa berkonsultasi telepon hingga mendapatkan pendampingan langsung. Disajikan dengan akses yang sangat mudah dan biaya yang terjangkau masyarakat luas.

Hukumonline pun terus berperan aktif membuka mata masyarakat mengenai hukum. Hingga saat ini, Hukumonline memperoleh 10 juta pageviews setiap bulannya. Dalam senyap, Hukumonline terus membuktikan komitmen kami sejak 20 tahun lalu dengan memberikan pelayanan terintegrasi penuh dedikasi. “Berbagai kolaborasi terus dilakukan dengan para pemangku kepentingan. Seperti lembaga pemerintah, perusahaan, perguruan tinggi, komunitas profesi, organisasi masyarakat sipil baik skala nasional maupun internasional.”

Tak berhenti disitu, sejak awal pandemi Covid-19, Hukumonline meluncurkan secara khusus kompilasi informasi hukum terkait Covid-19 lewat covid19.hukumonline.com. Kali ini, Hukumonline, menggelar 20 webinar gratis dan terbuka untuk publik dalam rangka ulang tahun ke-20.  Puluhan narasumber kompeten akan mengulas masa depan hukum Indonesia dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru.

“Kami merasa sejarah seperti berulang. Serupa saat kita dituntut segera beradaptasi dengan reformasi Indonesia 20 tahun lalu. Dunia hukum harus mengambil langkah cepat atas kondisi yang sangat dinamis berskala global saat ini terutama akibat pandemi Covid-19,” kata dia.  

Dia melihat tuntutan adaptasi kebiasaan baru tidak sekadar isu kesehatan penyelamatan nyawa, tetapi juga penyelamatan ekonomi negara serta seluruh tatanan sosial bangsa. Untuk itu, rangkaian 20 webinar ini ingin menyajikan helicopter view untuk memandu langkah dan memahami situasi sebagai amunisi untuk merumuskan solusi.

“Kami berharap bisa membantu para peserta mengambil sikap yang tepat. Termasuk mendorong inovasi di bidang masing-masing,” tutupnya.

Untuk diketahui, mulai dari 14 hingga 17 Juli 2020, Hukumonline menyelenggarakan 20 webinar bertajuk 20 Webinar untuk 20 Tahun Hukumonline’Webinar ini diselenggarakan bertepatan dengan usia baru Hukumonline yang genap memasuki 20 tahun. Sekaligus melanjutkan komitmen Hukumonline untuk terus memberikan edukasi dan layanan hukum terbaik kepada pelanggan, komunitas hukum, serta masyarakat Indonesia.

Terdapat 20 tema yang dapat diikuti. Mulai masa depan dan strategi sektor hukum menghadapi situasi pandemi, memahami risiko krisis, beradaptasi dengan era kenormalan baru; sistem pajak, ketenagakerjaan, akses pendidikan jarak jauh, hak kekayaan intelektual, antisipasi kebocoran data pribadi, evaluasi penerapan e-court dan e-litigasi, dan tantangan profesi hukum di era bisnis digital. Isu-isu hukum terkini tersebut dibahas dan dikupas para narasumber ternama yang ahli di bidangnya.

Tags:

Berita Terkait