Holding BUMN Pangan Akhir 2014
Berita

Holding BUMN Pangan Akhir 2014

Dilakukan bertahap dan dimulai dari BUMN sejenis.

ant
Bacaan 2 Menit
Menteri BUMN Dahlan Iskan canangkan pembentukan BUMN Pangan rampung akhir 2014. Foto: Sgp
Menteri BUMN Dahlan Iskan canangkan pembentukan BUMN Pangan rampung akhir 2014. Foto: Sgp

Menteri BUMN Dahlan Iskan mencanangkan pembentukan BUMN Pangan rampung pada akhir 2014. BUMN Pangan itu menggabungkan PT Pertani, PT Sang Hyang Seri, PT Berdikari, PT Pusri dan Perum Bulog.

"Setidaknya 5-6 perusahaan yang terkait dengan komoditas pertanian dan peternakan bisa digabungkan, melalui opsi merger atau pun membentuk satu induk usaha (holding) BUMN Pangan," kata Dahlan, usai Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Kantor PT Pertani (Persero), Jakarta, Selasa (28/8).

Menurut Dahlan, penggabungan tersebut selain menciptakan kekuatan besar di bidang pangan juga agar perusahaan-perusahaan itu lebih fokus dan efisien.

"Pembentukan BUMN Pangan juga bagian dari program ketahanan pangan nasional," tegas Dahlan.

Sejak 2011 lalu, pemerintah mencanangkan sebuah program bertajuk Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K), yang bertujuan mendukung target surplus produksi beras sebesar 10 juta ton pada 2014.

Dalam jangka pendek ditambahkan Dahlan, para BUMN Pangan tersebut juga akan mencetak sawah baru seluas 100.000 hektare (ha). Sebesar 30.000 ha digarap oleh PT Pertani, 40 ribu ha Syang Hyang Seri, dan 30 ribu ha oleh Pusri.

Meski pembentukan BUMN Pangan tersebut sudah masuk dalam rencana program "right sizing" (penyesuaian jumlah) BUMN, namun Dahlan belum memastikan nama perusahaan hasil merger (holding) BUMN Pangan yang dimaksud.

Dahlan hanya menjelaskan, bahwa untuk mencapai target-target tersebut pada tahap awal yang menjadi prioritas dalam jangka menengah adalah menggabungkan PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri.

Menurut dia, dua BUMN ini bisnisnya hampir mirip. Yaitu benih dan distribusi pupuk. Nantinya setelah merger, Pertani fokus pada gabah. Sedangkan Sang Hyang Seri yang fokus pada pengembangan benih.

“Intinya masing-masing BUMN akan memiliki spesialisasi," tegasnya.

Selanjutnya, BUMN lainnya seperti PT Berdikari akan difokuskan pada pengembangan peternakan. Sebelumnya, BUMN ini menjadi distributor pupuk.

Sedangkan Perum Bulog sesuai dengan kapasitasnya bisa menjadi perusahaan yang selalu siap menampung produksi gabah dan beras petani, dan bisa dikembangkan dengan komoditas lainnya.

"Kalau perusahaan-perusahaan tersebut disinergikan, maka masalah ketahanan pangan nasional bisa dijamin," ujarnya.

Untuk itu tambah mantan Direktur Utama PT PLN ini, yang dibutuhkan saat ini adalah bagaimana secepatnya masing-masing BUMN dapat memiliki kekhususan sehingga unggul pada setiap komoditas dilakoninya.

"Jenis kelamin (kekhususan BUMN--red) harus diperjelas, sehingga tidak ada yang memiliki bisnis tumpang tindih dengan yang lainnya. Dengan begitu BUMN yang bersangkutan kapasitasnya bisa lebih ditingkatkan," ujarnya.

Tags: