Hasil Seleksi Pimpinan KPK Dinilai Mengecewakan
Utama

Hasil Seleksi Pimpinan KPK Dinilai Mengecewakan

Komisi II DPR berhasil memilih lima orang pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Hasilnya dinilai sejumlah kalangan sangat mengecewakan. Diduga ada campur tangan fraksi.

Nay
Bacaan 2 Menit

Mendengar hasil pilihan Komisi II tersebut, Koalisi Pemantau Peradilan (KPP) yang memantau langsung proses seleksi sejak awal langsung bereaksi keras. "Ini sungguh mengecewakan," ujar Koordinator KPP Asep Rahmat Fajar.

Asep beralasan bahwa ada calon yang jelas memiliki track record buruk tetapi malah diloloskan. Padahal catatan buruk mengenai calon yang bersangkutan sudah diserahkan KPP ke Komisi II DPR jauh sebelum pemilihan berlangsung.

Ada juga calon yang sudah pernah gagal fit & proper test hakim agung, juga di Komisi II, malah lolos. Sayang, Asep enggan menyebutkan nama calon dimaksud. Tetapi berdasarkan catatan hukumonline, dari kelima nama yang dipilih hanya TH Panggabean yang pernah mengikuti seleksi hakim agung.

Mengundurkan diri?

Dalam pemilihan yang berlangsung di Senayan, Selasa (16/12) sore, sempat terjadi perdebatan seputar adanya rencana anggota KPK terpilih, yaitu Amien Sunaryadi, untuk mengundurkan diri. Rencana itu langsung diungkapkan Amien saat mengikuti fit & proper test beberapa jam sebelumnya. Saat itu Amien mengancam akan mengundurkan diri jika Komisi II memilih pimpinan KPK yang sudah berusia di atas 60 tahun.

Mantan pegawai BPKP ini beralasan bahwa orang yang sudah berusia di atas 60 tahun cenderung gagap teknologi. Padahal untuk menjalankan tugas KPK yang berat, terutama investigasi, kemampuan dan pengetahuan teknologi itu sangat dibutuhkan. Sejauh ini belum diketahui siapa dari empat pimpinan terpilih lainnya yang sudah berusia di atas 60 tahun.

Untuk mengatasi masalah ini, anggota Komisi II dari FPDIP Dwi Ria Latifa mengusulkan agar kembali ke aturan undang-undang. Menurut undang-undang, Komisi II bertugas memilih lima orang pimpinan KPK. Jika ada yang mengundurkan diri, maka akan digantikan oleh calon berikutnya yang nilainya lebih tinggi. Namun, akhirnya, anggota Dewan sepakat untuk membahas masalah ini jika Amien benar-benar sudah mengajukan surat pengunduran diri.

Komposisi ideal atau bukan?

Koalisi Pemantau Peradilan (KPP) menganggap komposisi pimpinan KPK hasil pilihan Komisi II tidak sesuai harapan masyarakat. Menurut Asep Rahmat Fajar, dengan hasil seperti ini akan sulit bagi KPK untuk berjalan optimal.

Namun Ketua Komisi II Teras Narang berpendapat bahwa pilihan mereka sudah merupakan komposisi ideal. Apalagi ada polisi, jaksa, swasta dan penyelidik. Ia membantah terpilihnya Taufiequrrachman Ruki sebagai ketua sebagai hasil kedekatan mereka karena yang bersangkutan juga pernah jadi anggota DPR.

Terpilihnya pensiunan polisi dinilai Teras tidak akan jadi masalah. Apalagi yang bersangkutan sudah menyatakan komitmen dan membuat surat pernyataan. Surat pernyataan mengenai komitmen memberantas korupsi di semua lapisan itu kata Teras sudah menjadi dokumen negara dan bisa menjadi rangkaian tak terpisahkan dalam mengevaluasi yang bersangkutan. "Saya rasa itu sudah komitmen beliau," kata Teras.

Ironisnya, Teras tidak menafikan adanya campur tangan fraksi-fraksi terhadap masing-masing anggotanya yang duduk di Komisi II untuk memilih calon tertentu. "Wajar kalau kita kumpul-kumpul kita tanya, eh bagaimana kalau (milih) yang ini," kata politisi PDIP itu.

Tags: