Menurutnya, karier puncak merupakan proses yang tidak dapat diperoleh secara instan. Ia mengumpamakan seperti besi, semakin ditempa akan semakin kuat. Meski tidak ada batasan waktu tertentu bagi seorang dapat diangkat menjadi partner, Hendrik menyebut proses kerja keras yang telah dijalani selama berkontribusi di firma hukum menjadi poin penting.
Selaras dengan pandangan Managing Partner W&H, Managing Partner Dentons HPRP Sartono menomorsatukan performa pekerjaan dan kualitas pekerjaan ketika hendak mengangkat seorang partner. Kedua, melihat hubungan yang bersangkutan dengan kolega-kolega lain apakah memiliki track record yang baik untuk kemudian bisa diundang ke dalam partnership.
“Tentu salah satu tugas partner adalah berhubungan dengan pihak ketiga ya. Kita melihat potensi yang bersangkutan berhubungan dengan pihak ketiga dan klien terutama,” tutur Sartono.
Sementara itu, menurut Managing Partner AHP Bono Daru Adji pengangkatan partner baru, khususnya kelima partners yang baru saja diangkat Firma Hukum AHP, didasari oleh 3 alasan. Pertama, lamanya berkontribusi di firma. Kedua, miliki kapabilitas atau memenuhi syarat-syarat menjadi partner. Ketiga, diharapkan yang bersangkutan dapat membuka market baru sesuai dengan expertise (keahlian) yang mereka miliki.
Di sisi lain, pengangkatan partner di masa kini dirasa penting bukan hanya semata strategi pertumbuhan AHP, tetapi juga dalam 5 tahun mendatang kaum millennials dan Gen Z akan mendominasi populasi firma hukum. “Kita menyadari bahwa AHP dan mungkin banyak law firm yang lain itu dalam 5 tahun ke depan populasinya paling besar adalah millennials dan Gen Z. Dengan alasan keseimbangan itu buat kita perlu dilakukan,” katanya.
Jika kantor hukum Anda memiliki kabar terbaru, baik mengenai pengangkatan partner, perpindahan kantor hingga pengumuman penting lainnya, silakan menghubungi [email protected]. |