Hakim Minta Keterlibatan Johnny Allen Ditindaklanjuti
Korupsi Program Stimulus:

Hakim Minta Keterlibatan Johnny Allen Ditindaklanjuti

Johnny berbelit-belit dan berkelit, sementara terdakwa mengaku apa yang dikatakannya adalah benar.

ASh
Bacaan 2 Menit
Hakim Minta Keterlibatan Johnny Allen Ditindaklanjuti
Hukumonline

Majelis hakim Pengadilan Tipikor meminta penuntut umum KPK untuk menindaklanjuti keterlibatan Johnny Allen Marbun dalam kasus skandal program stimulus Departemen Perhubungan tahun 2009. Saya minta kepada penuntut umum untuk menindaklanjuti keterlibatan saksi jika ada bukti-bukti yang mengarah semua keterangan dari terdakwa Abdul Hadi benar, silahkan tindak lanjuti, nantinya kita yang menilai. Kalau terdakwa yang benar kasihan terdakwa, kata hakim ketua Sutiyono menjelang akhir pemeriksaan Johnny Allen dalam persidangan dengan terdakwa Abdul Hadi Djamal, Rabu (5/8).    

 

Permintaan hakim bukan tanpa alasan. Pasalnya dalam beberapa persidangan sebelumnya sejumlah saksi dan terdakwa lain pernah memberikan kesaksian yang mengarah keterlibatan Johnny Allen yang diduga sebagai orang yang meminta dana sebesar Rp3 miliar. Terlebih, saat Johnny diperiksa sebagai saksi dengan terdakwa Abdul Hadi ini, Johnny kerap berbelit-belit atau berputar-putar saat menjawab pertanyaan majelis hakim, penuntut umum, dan penasehat hukum terdakwa yang menjawab tak sesuai dengan apa yang ditanyakan.  

 

Dalam kesaksian, ia mengaku tak mengenal Darmawati dan Hontjo Kurniawan, Abdul Hanan. Bahkan, ia tetap bersikukuh tak mengenal Resko, orang yang disebut sebagai asisten pribadinya. Tidak ada asisten saya yang bernama Resko, dengan Hontjo dan Darmawati pun saya tak kenal, kata Johnny Berkelit saat ketua majelis menyitir keterangan sejumlah saksi/terdakwa lain kedekatan Resko dan Johnny. Saat majelis menunjukan foto Resko, Johnny mengaku belum bisa memastikan apakah dirinya mengenal Resko atau tidak dan tak pernah mempekerjakan Resko. Saya tidak tahu foto itu.     

  
Ia mengaku hanya memiliki tiga asisten yaitu Rico, Charles, Nicholas. Tak lama ia menunjukan daftar nama tiga asisten dari staf Kesekjenan DPR yang membuktikan pengangkatan tiga stafnya itu sebagai asistennya. Sementara supirnya bernama Agus. "Tidak ada supir saya bernama Resko," jelasnya saat hakim kembali mengkonfrontir keterangan Darmawati, Hontjo, dan saksi lain. Lebih lanjut hakim mengingatkan bahwa dirinya sudah disumpah. Itu hak Saudara, jangan sampai keterangan Saudara merugikan orang lain. Kalau memang benar katakan benar. Kalau tak ingat katakan tak ingat.  

 

Ia menjelaskan dirinya pernah membahas dana stimulus APBN 2009 di Hotel Four Seasons pada tanggal 23-24 Februari 2009 dalam rangka menyamakan persepsi antara pemerintah dan DPR. Pertemuan itu hanya membahas kondisi global ekonomi nasional dan belum pernah ada pembahasan alokasi kegiatan (pembangunan dermaga dan bandara) dari Dephub. Yang saya ketahui tak ada pembahasan itu, tetapi usulan ada, aku Johnny. Namun saat ditanya adakah pagu anggaran program stimulus Dephub, Johnny menjawab, Kalau pagu anggaran ada, yang ditetapkan sebesar 2,28 triliun, akunya.

 

Ia membantah terima uang dengan dalih untuk dana kampanye yang menurut keterangan saksi Hontjo uang itu permintaan Johnny melalui Abdul Hadi. Terima uang dari Resko pun sebesar Rp1 miliar juga tidak betul, akunya. Ditanya apakah dia pernah ke Hotel Mulia pada tanggal 23 Februari 2009 sore bertemu terdakwa, Johnny mengaku tak ingat. Secara spesifik saya tak ingat, tetapi saya pernah ke Hotel Mulia, tetapi kapan saya tak bisa pastikan, saya dengan terdakwa tak pernah berjanji di luar DPR, kalaupun ketemu hanya kebetulan, kata Johnny berkelit.           

   

Johnny kembali menyatakan dirinya tidak mengenal terlalu dekat Abdul Hadi. Perkenalannya hanya sebatas di lingkungan DPR. "Kami tak pernah makan bersama, hanya sebatas di lingkungan DPR," akunya. 

 

Saat penuntut umum menanyakan apakah Johnny pernah menginap di Hotel Aston pada tanggal 23 Februari -  3 Maret 2009, Johnny menjawab, Saya di bawah, lobby hotel, jawabnya. Enggak yang saya tanyakan pernah punya kamar di Hotel Aston, tanya penuntut umum lagi. Johnny menjawab, Orang-orang daerah saya sering menginap disitu, jawabnya lagi. Saya ke Hotel Aston bisa saja kesana, tetapi saya tak bisa ingat tanggal berapa gak ada sesuatu yang saya ingat. Atas jawaban itu, pengunjung sidang spontan menyoraki keterangan Johnny yang berbelit-belit itu.           

 

Demikian pula saat penasehat hukum terdakwa menanyakan berapa kali ke Hotel Aston, Johnny menjawab, Sebagaimana tamu biasa, jawabnya. Ditanya lebih dari lima kali, Johnny menjawab, Di Aston saya sebagai tamu. Ujung-ujungnya Johnny menjawab tak mengingat.     

 

Semua kenal Resko

Saat dikonfrontir terdakwa mengatakan, Saya ingin yang bicara hati nurani Saudara, harap terdakwa. Ia mengatakan hampir semua di Sekretariat Panggar DPR mengenal Resko. Sebab, Resko selalu melekat dengan Johnny Allen, namun dirinya tak tahu persis apakah Resko supirnya atau staf/ajudan Johnny. Ia menyatakan bahwa dirinya sering bertemu Johnny Allen dan bahkan berbicara akrab.

 

Ketika Abdul Hadi menanyakan bahwa apakah dirinya ingat bahwa dirinya melakukan pertemuan di ruang kerja Ketua Panitia Anggaran DPR Emir Moeis untuk membahas dana stimulus sambil makan nasi Padang di lantai 15 Gedung DPR. Johnny awalnya menjawab, Di lantai 15 di ruangan siapa? Johnny balik bertanya. Yang jawaban itu kembali disoraki pengunjung sidang. Kebetulan jarang makan di luar, tetapi kalau makan di DPR ya di DPR, kalau makan saya di bawah di ruang rapat, akunya.    

 

Abdul Hadi kembali mengingatkan bahwa semua pertemuan di Four Seasons sudah ada rekaman cctv-nya termasuk Resko yang sedang menentang tas yang diperlihatkan penyidik kepadanya dan ketika Hanan menyerahkan uang ke Resko dibuntuti KPK. Saat itu, anggota Panggar DPR menunggu Johnny di Four Seasons, saat datang bersama-sama naik ke ruangan. Abdul Hadi menanyakan peristiwa itu, Johnny menjawab, Ini kan cerita, memang ada pertemuan informal tanggal, katanya. Johnny mengaku pertemuan ini merupakan inisiatif bersama. Namun pernyataan ini dibantah oleh Abdul Hadi Djamal. "Di BAP teman-teman Panggar pertemuan itu ide Saudara Johnny dan yang memimpin rapat Johnny," kata Abdul Hadi.

 

Abdul Hadi menceritakan saat dirinya ditangkap KPK ada beberapa kali missed call dari Johnny tanggal 2 Maret 2009 malam, majelis mengulangi pertanyaan terdakwa terkait missed call tersebut, Johnny menjawab Pertanyaannya apa Pak?. Atas jawaban itu kembali disoraki pengunjung sidang. Ia mengaku tak mengingat secara persis waktu itu apakah dia missed call terdakwa atau tidak. Kalau menelepon kan bisa saja, tetapi kapannya tak bisa ingat persis.   

 

Saudara Johnny semua ini saya buka dan media biar tahu, saya bersaksi di hadapan Allah semua yang katakan adalah benar tak ada yang salah, Insya Allah, tambahnya dengan nada sedih.

Tags: