Keluarga Besar Mahkamah Agung (MA) berduka karena kehilangan sosok mantan hakim agung perempuan yakni Karlina Palmini Soebroto. Hakim Agung periode 1982-1995 ini dikabarkan meninggal dunia pada Rabu 25 Agustus 2021 kemarin. “Innalilahi wainnailahi rojiun, allahummaghfirlaha warhamha wa’afiha wa’fuanha. Telah berpulang ke rahmatullah, Ibunda, Eyang, Uyut kami tercinta, Karlina Palmini Soebroto binti R Akhmad,” demikian ucapan duka cita yang beredar dari keluarga almarhumah.
MA menyampaikan ucapan duka cita atas wafatnya Karlina Palmini Soebroto binti R. Akhmad. “Semoga Almarhumah diberikan tempat terindah di sisi Allah SWT dan untuk keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan ketabahan dan kesabaran,” demikian ucapan duka cita MA yang dikutip dari akun instagram @humasmahkamahagung, Kamis (26/8/2021). (Baca Juga: Srikandi-Srikandi di Kursi Agung)
Karlina Palmini Soebroto tercatat sebagai hakim agung perempuan generasi pertama di MA, setelah hakim agung perempuan pertama di MA yakni Sri Widoyati Wiratmo Soekito. Ia diangkat ketika kekuasaan pemerintahan beralih dari Soekarno ke tangan Soeharto, persisnya tahun 1968. Kiprah Sri Widoyati Wiratmo Soekito di MA mendorong kaum perempuan memasuki dunia peradilan yang selama puluhan tahun didominasi kaum pria.
Nah, Karlina Palmini diangkat sebagai hakim agung bersama 8 hakim agung perempuan lainnya yang diangkat tahun 1981, diantaranya Hj. Martina Notowidagdo, Hj. Poerbowati Djokosoedomo, Siti Rosma Achmad, Djoewarini, Dora Sasongko Kartono, Siti Tanadjoel Tarki Soedardjono.
Juru Bicara MA Andi Samsan Nganro atas nama keluarga besar MA menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas berpulangnya Ibu Karlina Palmini Soebroto, mantan hakim agung. “Semoga husnul khatimah, diampuni segala khilafnya dan diterima amal ibadahnya. Aamiin,” kata Andi.
Andi mengaku hanya mengenal nama Karlina sebelum dirinya menjadi hakim agung di MA. “Pada waktu beliau menjadi hakim agung, saya belum masuk MA, tetapi nama beliau sudah kami tahu,” ujarnya.
Dia melihat sosok Karlina semasa aktif di MA bersama Hakim Agung Adi Andojo Soetjipto, tidak sedikit putusan-putusannya menjadi yurisprudensi baik dalam perkara tindak pidana umum maupun tindak pidana korupsi.