‘Habis sudah Kesabaran Masyarakat'
RPP Ritel Modern

‘Habis sudah Kesabaran Masyarakat'

Sudah dua setengah tahun publik menanti lahirnya Peraturan Pemerintah tentang pasar Modern. Namun, rancangan tinggal rancangan.

Ycb/CRN
Bacaan 2 Menit

 

Seusai rapat, Direktur Bina Pasar dan Distribusi Gunaryo menjelaskan memang saat-saat ini adalah tugasnya membahas draft tersebut secara maraton. Hari ini memang ada rapat yang saya pimpin tadi pagi. Lalu sore ini kami harus ke DPR.

 

Perhatikan juga Pemasok

Terpisah, kalangan supplier juga mengungkapkan keinginan mereka. Posisi kami sangat bergantung pada peritel modern, tutur Haniwar Syarif, Direktur Eksekutif National Meat Processing Association  (NAMPA, Asosiasi Pengusaha Daging Olah Nasional) dalam sebuah perbincangan  dari sambungan telepon, Sabtu (26/5).

 

Haniwar mengungkapkan, asosiasi ini terdiri dari 20 perusahaan pemasok daging olahan. Produk olahan tersebut berupa daging cincang, kornet, sosis, nugget, dan lainnya. Lebih dari 90 persen komoditas kami pasok ke ritel modern karena mereka bisa menyediakan pendingin. Haniwar menjelaskan satu perusahaan kecil saja melempar seratus ton daging sebulan.

 

Bisa dibayangkan betapa celakanya mereka, jika peritel itu memutus kontrak dan beralih ke supplier lain. Apalagi sekarang banyak produk impor, ungkap Haniwar lirih.

 

Haniwar merasa terdiskriminasi lantaran peritel besar bisa lunak kepada pemasok perusahaan kakap semacam Unilever dan Nestle. Tapi kalau sama UMKM lokal kok malah menekan, keluhnya.

 

Oleh karena itu, Haniwar ingin adanya syarat pembayaran (trading term) yang adil. Selain itu, Haniwar pengen peritel mengutamakan produk UKM lokal tampil di rak pajangan (display).

 

Menanggapi aspirasi tersebut, baik Edy maupun Gunaryo sudah siap. Saat ini sekitar 90 persen produk yang dijual toko ritel adalah buatan UKM lokal, ucap Gunaryo.

 

Kalau memang materi sudah siap, kenapa tak segera disahkan?

Tags: