Golkar Pimpin Pansus Angket Century
Berita

Golkar Pimpin Pansus Angket Century

Dugaan penyelewengan kebijakan saat mengeluarkan bailout ke Bank Century harus dijadikan dasar panitia angket dalam mengusut kasus ini, bukan hanya persoalan aliran dana saja.

Fat
Bacaan 2 Menit
Golkar Pimpin Pansus Angket Century
Hukumonline

Ada dua agenda besar dalam Sidang Paripurna Jum’at (4/12), pertama, penetapan 30 nama panitia angket untuk mengusut kasus Bank Century dan kedua, penutupan masa sidang pertama dewan periode 2009-2014. Dari dua agenda tersebut, penetapan panitia angket Century merupakan satu yang ditunggu-tunggu oleh sejumlah kalangan. Karena hingga saat ini persoalan kasus Bank Century masih menjadi bahan perdebatan yang menarik.

Sehari sebelum penetapan, Pengamat Hukum Tata Negara Irman Putra Sidin mengatakan, kinerja angket Century hanya berjalan dua bulan. Dari waktu yang tersedia, pansus diharapkan dapat menghasilan rekomendasi yang sesuai dengan harapan masyarakat. Artinya, hasil yang dikeluarkan nantinya dapat mengusut tuntas kasus yang telah merugikan negara ini.

Menurut Irman, dalam kasus Bank Century ada tiga jenis kejahatan yang harus diusut oleh pansus. Yaitu, kejahatan aliran dana, kejahatan perbankan, dan kejahatan kekuasaan. Aliran dana misalnya, ada indikasi dana yang mengalir dalam bailout yang dikeluarkan sehingga terjadi kerugian negara. Ini tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dalam mengusut kemana saja aliran dana itu mengalir.

Kedua, Kejahatan Perbankan dengan terpidana Rober Tantular yang diperiksa Kepala Badan Reserse Kriminal. Sedangkan untuk kejahatan kekuasaan, ada indikasi keanehan dalam membentuk Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) oleh beberapa pejabat negara kala itu, sehingga bailout Century dikeluarkan. “Ini (KSSK) terdiri dari Menteri Keuangan kala itu (Sri Mulyani) dan Gubernur Bank Indonesia kala itu (Boediono-sekarang Wakil Presiden),” tuturnya.

Irman mengatakan, jika pansus hanya ribut di aliran dana saja, berarti pansus berjalan di tempat. Pengamat Hukum Tata Negara dari Universitas Hasanudin sangat mengkhawatirkan hal ini. Menurutnya, substansi yang sebenarnya dari angket tidak akan tercapai jika pansus hanya ribut di aliran dana saja. Bahkan jika terus dipaksakan, penjahat yang di rekomendasikan nantinya bukan pejabat tinggi yang telah menyalahi wewenangnya sehingga mengeluarkan bailout kepada Bank Century.

“Pansus merekomendasikan ikan teri karena aliran dana yang diusut. Tidak perlu angket jika hanya aliran dana atau kejahatan perbankan, karena ada instrumen Kepolisian dan KPK. Paling jauh dia (Pansus) dapat eselon II di BI dan Menkeu,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan salah satu Tim Sembilan inisiator hak angket Century Muhammad Misbakhun. Terkait aliran dana, ia menyarankan agar PPATK yang menelusuri kemana saja mengalir. Namun, ia meminta PPATK dalam menelusuri dana disertai dengan kinerja yang baik tanpa mau diintervensi oleh siapapun. Untuk pansus angket sendiri, ia menyarankan agar pansus fokus telusuri kebijakan-kebijakan yang dilanggar saat bailout dikeluarkan. “Melampaui kewenangan atau tidak, karena audit BPK itu adalah basis fundamental yang bisa diikuti,” ujarnya.

Mengenai fokus kinerja, Ketua Pansus Idrus Marham mengatakan akan menerapkan cara kerja yang sistematis. Sehingga dalam memantau perkembangan penyelidikan hasilnya bisa dilihat secara terukur dan dapat dipertanggung jawabkan. “Saya ingin cara kerja pansus ini sistematis, sehingga memantaunya juga enak,” katanya. Ia menegaskan fokus pansus adalah mengungkap data-data, sehingga mengerucut pada suatu kesimpulan. Artinya, jika dalam perjalanan pansus terungkap adanya penyimpangan, hal tersebut karena berdasarkan data yang didapat oleh pansus. “Jadi biar data yang bicara. Anggtoa pansus ini hanya mengarahkan itu,” tambahnya.

Selain itu, pansus nantinya akan bekerja sesuai fakta yang didapat. Artinya anggota pansus tidak bisa memiliki interpretasi di luar fakta yang terungkap. Bahkan, jika diperlukan adanya pemanggilan kepada pihak-pihak yang terkait, pansus tidak akan menghambatnya. “Bilamana dari pendalaman itu diperkukan pemanggilan-pemanggilan, itu alur berpikirnya. Kan mengalir sendiri,” ujarnya. 

Empat Pimipinan Angket

Sementara itu, Jum’at (4/12), DPR telah menetapkan 30 nama anggota pansus angket Century. Pada hari yang sama juga, pansus menggelar rapat untuk menentukan komposisi pimpinannya. Berikut daftar seluruh nama anggota Pansus Angket Century yang berjumlah 30 orang. F-Demokrat dengan jumlah delapan nama diantaranya, Ruhut Sitompul, Yahya Sacawirya, Agus Hermanto, Gondo Raditya Gambiro, Anas Urbaningrum, Achsanul Qosasi, I Wayan Gunastra dan Benny K Harman. F-Golkar dengan jumlah enam nama seperti Ade Komarudin, Agun Gunandjar Sudarsa, Bambang Soesatyo, Melkias Markus Mekeng (diganti sementara dengan Chaeruman Harahap), Idrus Marham dan Ibnu Munzir.

PDIP sendiri dapat jatah lima nama, Gayus Lumbuun, Hendrawan Supratikno, Maruarar Sirait, Ganjar Pranowo dan Eva Kusuma Sundari. F-PKS tiga nama, Mahfud Siddiq, Fahry Hamzah dan Andi Rahmat. PAN menurunkan dua nama Asman Abnur (diganti sementara dengan Chandra Tirta Wijaya) dan Tjatur Sapto Edi. F-PPP sendiri dua nama, Romahurmuzy dan Ahmad Yani. F-PKB dua nama, Marwan Dja’far dan Ana Muawannah. F-Gerindra Ahmad Muzani dan F-Hanura Akbar Faisal.

Setelah melalui rapat yang panjang, rapat akhirnya memutuskan pemilihan ketua pansus angket Century melalui mekanisme voting. Hasilnya, Idrus Marham menang dengan mengantongi suara sebanyak 19. Diikuti oleh Gayus Lumbuun sebanyak tujuh suara, kemudian Mahfudz Siddiq tiga suara dan Yahya Sacawirya satu suara. 

Nama-Nama Pimpinan Pansus Angket Century

Nama

Jabatan dan Asal Fraksi

Idrus Marham

Gayus Lumbuun

Mahfud Siddiq

Yahya Sacawirya

Ketua Pansus dari Fraksi Partai Golkar

Wakil Ketua Pansus dari Fraksi PDIP

Wakil Ketua Pansus dari Fraksi PKS

Wakil Ketua Pansus dari Fraksi Partai Demokrat

‘Sopir Tembak’

Sebelum rapat pansus dimulai, sejumlah kalangan berdemo di depan ruangan wartawan yang kemudian dilanjutkan ke ruangan pansus akan menyelenggarakan rapat. Demo dengan disertai pembentangan spanduk yang bertuliskan ‘Tolak Penumpang Gelap Century’ ini dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Terlihat, salah satu pendemo adalah Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Boni Hargens.

Boni mengingatkan, agar pansus dalam bekerja nantinya tidak dipolitisasi oleh para ‘penumpang gelap’. Karena dari isu yang beredar, calon kuat ketua pansus adalah Anggota DPR dari Partai Golkar Idrus Marham. Mengingat Idrus bukan merupakan inisiator, Boni agak pesimis dengan rekomendasi yang akan dihasilkan pansus nantinya. “Untuk itu, kepemimpinan pansus harus diserahkan pada inisiator yang dari awal memperjuangkan angket ini. Agar dapat menjaga roh pansus ini tetap hidup sebagaimana tujuan dasarnya,” ujarnya.

Boni mengatakan, pembentukan angket Century dimaksudkan untuk memberantas penjahat ekonomi politik. Maka itu, kepemimpinan pansus tidak diserahkan kepada anggota dewan yang bukan menjadi inisiator angket. Ia memberi istilah anggota dewan yang bukan inisiator tiba-tiba menjadi pimpinan pansus dengan nama ‘sopir tembak’. “Yang ditakutkan kalau pansus dipimpin oleh sopir tembak ya kejahatan ekonomi politik hanya berujung pada penyelesaian secara perdata saja,” katanya.

Meskipun belum bekerja sudah ada keraguan terhadap dirinya, Idrus tidak mau ambil pusing. Menurutnya, semua tudingan yang mengatakan dirinya bukan inisiator yang memperjuangkan pansus dari awal, ia hanya menganggap sebagai sebuah tantangan. “Tantangan itu bagus, itu namanya warning, tidak ada masalah,” pungkasnya.

Tags: