FH UNUD Gelar Seminar Kearifan Lokal Hadapi MEA 2015
Berita

FH UNUD Gelar Seminar Kearifan Lokal Hadapi MEA 2015

Sektor pariwisata dan pendidikan yang paling siap.

ANT/Ali
Bacaan 2 Menit
Danial Kelly, pengajar School of Law Charles Darwin University, yang direncanakan tampil sebagai pembicara dalam seminar internasional di Denpasar. Foto: http://www.cdu.edu.au
Danial Kelly, pengajar School of Law Charles Darwin University, yang direncanakan tampil sebagai pembicara dalam seminar internasional di Denpasar. Foto: http://www.cdu.edu.au

Fakultas Hukum Universitas Udayana (FH UNUD) menggelar seminar internasional yang membicarakan kearifan lokal dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2015, di Denpasar, Kamis (25/9/).

Dalam seminar bertajuk “Traditional Community in a Global World Facing ASEAN Economic Community 2015” ini, FH UNUD bekerja sama dengan School of Law Charles Darwin University, Australia. Seminar ini dibuka oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta.  

Wagub Bali Ketut Sudikerta mengharapkan masyarakat daerah tetap dapat memelihara, menjaga dan melestarikan kearifan lokal sebagai identitas budaya Bali. "Identitas budaya Bali itu sangat penting sebagai modal dalam menghadapi persaingan dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015," ujarnya saat membuka seminar internasional ini.

Ketut menjelaskan, kearifan lokal masyarakat Bali dapat dijadikan aset untuk bersaing dan bertahan di tengah arus globalisasi yang diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat.

“Bali memiliki banyak kearifan lokal salah satu di antaranya Tri Hita Karana (THK) yang telah diadopsi oleh dunia internasional sebagai rujukan dalam menjaga toleransi antarnegara dalam menciptakan perdamaian serta pengembangan pariwisata berkelanjutan,” ujarnya.

Sebagaimana dikutip dari website School of Law Charles Darwin University, para pembicara seminar akan mengelaborasi bagaimana integrasi ekonomi dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 –dimana Indonesia akan menjadi salah satu bagiannya- dapat berimplikasi terhadap komunitas-komunitas tradisional. “Ini adalah masalah identitas dan otoritas,” ujar salah pengajar School of Law Charles Darwin University, Danial Kelly.

Danial Kelly, yang juga akan tampil sebagai pembicara, menjelaskan rakyat Indonesia memperoleh banyak identitas mereka dari komunitas-komunitas lokal. “Dan komnunitas lokal ini mempunyai kewenangan atau otoritas yang cukup besar,” ujarnya.  

Lebih lanjut, Danial mengatakan Indonesia dapat mengadopsi undang-undang seperti di Australia, yakni “Australia’s Native Title Act”. Aturan ini bertujuan untuk memastikan bahwa hak-hak komunitas tradisional terhadap tanah dapat diproteksi dalam menghadapi perkembangan ekonomi.

“Indonesia sudah memiliki aturan untuk mengakui kepemilikan tanah adat, tapi itu seringkali ‘dirusak’ oleh aturan-aturan lain, seperti UU Kehutanan. Kadang-kadang satu objek tanah bisa diatur dalam dua UU. Harmonisasi hukum dibutuhkan untuk melakukan perlindungan yang lebih baik untuk komunitas tradisional,” ujarnya.

Lalu, apa keuntungan Australia dari topik di seminar ini?

Danial mengatakan Australia dapat memperoleh keuntungan dari potensi keuntungan dari kelas menengah negara-negara ASEAN. “Kami saat ini sedang dalam posisi dimana banyak orang Indonesia yang mampu untuk membayar atau membeli barang dan jasa Australia yang sangat signifikan,” ujarnya.

“Dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta, ada potensi pasar yang sangat besar,” tambahnya.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPD APINDO) Bali Panudiana Kuhn menambahkan sektor pariwisata dan pendidikan di Pulau Dewata paling siap menghadapi MEA 2015. Kedua sektor itu akan tetap eksis mampu bersaing dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang berlaku secara bebas mulai tahun 2015.

Dalam bidang pariwisata dengan didukung sumber daya manusia yang andal, akomodasi berupa hotel berbintang serta keindahan panorama alam dan keunikan seni budaya yang lestari menjadi modal utama dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat itu.

Keunikan dan keragaman seni budaya yang diwarisi masyarakat Bali secara turun temurun tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara berkunjung ke Pulau Dewata. Bahkan, Bali kini sudah mengirim sumber daya manusia yang andal dalam bidang pariwisata, khususnya tenaga kapal pesiar ke Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya di belahan dunia.

Hal itu menunjukkan SDM bidang pariwisata dari Bali sudah mampu bersaing di era global, namun lembaga pendidikan bidang pariwisata setempat masih tetap dituntut mampu meningkatkan mutu lulusannya. Demikian pula dalam bidang pendidikan khususnya perguruan tinggi di Bali kini banyak menerima mahasiswa dari mancanegara.

Tags:

Berita Terkait