Enam Program GAPKI untuk Sertifikasi ISPO
Terbaru

Enam Program GAPKI untuk Sertifikasi ISPO

GAPKI mendukung kebijakan pemerintah dalam upaya perbaikan kelapa sawit berkelanjutan.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit
Ismu Zulfikar sebagai Kompartemen Sertifikasi ISPO GAPKI. Foto: WIL
Ismu Zulfikar sebagai Kompartemen Sertifikasi ISPO GAPKI. Foto: WIL

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) merupakan kumpulan pengusaha minyak sawit yang bersatu mensinergikan dalam memangku kepentingan industri kelapa sawit nasional serta menjadikan industri kelapa sawit Indonesia untuk dapat bersaing di dunia internasional.

Ismu Zulfikar sebagai Kompartemen Sertifikasi ISPO GAPKI menyatakan komitmen GAPKI dalam mewujudkan industri kelapa sawit Nasional yang berkelanjutan sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.

“Berkenaan dengan visi misi GAPKI, kami mendukung inisiatif pemerintah dalam kebaikan kelapa sawit yang berkelanjutan aktif di penyusunan Inpres RAN KSB serta perbaikan prinsip dan kriteria ISPO,” ucapnya dalam sesi diskusi pada Rabu (28/9).

Baca Juga:

Tujuan GAPKI dalam pembangunan kelapa sawit berkelanjutan tersebut juga ingin mencapai sertifikasi ISPO 100% untuk anggota GAPKI dan mendukung anggota dalam inisiatif program sustainability yang PROPER, memiliki pengelolaan gambut yang berkelanjutan, konservasi biodiversity, pengendalian karhutla dan lainnya.

“Dalam pelaksanaan GAPKI pada sertifikasi ISPO yaitu, sebanyak 49% anggota GAPKI telah mendapatkan sertifikasi serta 65% total ISPO Nasional Indonesia anggota GAPKI beserta cabangnya,” jelasnya.

Kemudian, dalam mendukung pelaksanaan ISPO untuk anggota, GAPKI rutin melakukan sejumlah peningkatan. Baik dalam bentuk training dan juga mewadahi anggota dalam bentuk lain.

“Kami sering mengadakan sosialisasi training dan juga klinik ISPO sampai dengan tahun 2020 secara gratis. Hal ini juga bekerja sama dengan komisi ISPO yang diikuti 11 cabang GAPKI dengan jumlah peserta 631 orang yang berasal dari 349 PT,” ucap Ismu.

“GAPKI juga lakukan pelatihan lead auditor ISPO bekerjasama dengan LP SIB, dimana anggota diberikan subsidi jika mendaftar sebagai peserta,” imbuhnya.

Mengenai progres sertifikasi ISPO Nasional, Ismu mengatakan jumlah ISPO Nasional per April 2022, sebanyak 895 perusahaan yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi, dimana 560 nya diperoleh oleh perusahaan anggota GAPKI dan anak perusahaannya.

Kemudian, terdapat enam program GAPKI untuk sertifikasi ISPO, di antaranya:

1. GAPKI selalu menjadi mitra pemerintah untuk memberikan masukan terkait prosedur, prinsip, dan kriteria sertifikasi ISPO berdasarkan kondisi di lapangan.

2. Menjalin kerjasama dengan ALSI dan KAN, untuk mengetahui status progres atas pengajuan sertifikasi baru ISPO dari anggota.

3.Pendampingan  dan memberikan solusi anggota dalam masalah sertifikasi ISPO melalui pelatihan dan klinik ISPO mulai tahun 2022 akhir sampai dengan tahun 2023 di semua cabang.

4. Konsultasi kepada pemerintah untuk solusi atas masalah tumpang tindih tata ruang, membantu pemerintah dalam kegiatan penguatan ISPO oleh Kemenko Bidang Perekonomian dan Kementerian terkait untuk penyusunan ISPO hilir.

5. Meningkatkan koordinasi dengan komite ISPO, Kementerian terkait, KAN, lembaga sertifikasi, ALSI dalam memberikan solusi kepada anggota atas masalah penerapan ISPO.

Diakuinya, saat ini terdapat beberapa hambatan dalam ISPO, mulai dari penilaian usaha perkebunan yang masih banyak terkendala hingga pemahaman ISPO dari manajemen perusahaan.

Di luar hambatan yang terpampang jelas, GAPKI memiliki harapan besar yang sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No.44 Tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia dalam tujuan sertifikasi ISPO, yaitu memastikan dan meningkatan pengelolaan serta pengembangan perkebunan kelapa sawit sesuai prinsip dan kriteria ISPO.

Kemudian, meningkatkan keberterimaan dan daya saing hasil perkebunan kelapa sawit Indonesia di pasar nasional dan internasional, serta meningkatkan upaya percepatan penurunan emisi gas rumah kaca.

“Untuk dapat dicapai, khususnya pada poin meningkatkan keberterimaan dan daya saing hasil perkebunan kelapa sawit, maka harapan kami perlu sistem rantai pasok ISPO yang dibangun dan diimplementasikan dari hulu sampai dengan hilir, sehingga ada produk minyak goreng, kosmetik, makanan dan lainnya dengan label ISPO,” tutupnya.

Tags:

Berita Terkait