Eks Penyidik KPK Berharap Pendaftar Capim KPK Dipenuhi Orang Berintegritas
Terbaru

Eks Penyidik KPK Berharap Pendaftar Capim KPK Dipenuhi Orang Berintegritas

Kondisi KPK saat ini mengalami penurunan kepercayaan publik, krisis integritas yang dilakukan pimpinan dan pegawai KPK, serta kinerja yang jauh dari memuaskan.

M. Agus Yozami
Bacaan 3 Menit
Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap. Foto: RES
Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap. Foto: RES

Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap optimistis banyak pihak yang berminat mendaftar sebagai calon pimpinan lembaga antirasuah tersebut karena memiliki kepedulian terhadap pemberantasan korupsi.

Menurut Yudi, kondisi KPK saat ini mengalami penurunan kepercayaan publik, krisis integritas yang dilakukan pimpinan dan pegawai KPK, serta kinerja yang jauh dari memuaskan.

"Maka seharusnya akan banyak orang baik dan berintegritas akan mendaftar menjadi calon pimpinan KPK dengan misi menyelamatkan KPK agar tidak semakin terpuruk," kata Yudi seperti dilansir dari Antara di Jakarta, Rabu (5/6).

Baca Juga:

Panitia Seleksi Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas (Pansel) KPK telah mengumumkan secara resmi pendaftaran calon pimpinan dan dewan pengawas (dewas) KPK yang dibuka mulai tanggal 26 Juni sampai 15 Juli 2024.

Oleh karena itu, Yudi menyarankan siapa pun yang sudah memenuhi syarat, baik itu yang pernah berpengalaman memberantas korupsi di KPK maupun di tempat lain sebagai pimpinan atau mantan pegawai KPK, akademisi, masyarakat sipil, hingga ASN harus mendaftar.

Yudi menyakini Pansel KPK yang diketuai Muhammad Yusuf Ateh, yang juga Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), itu bisa bekerja secara profesional.

"Lebih dari itu, memahami bahwa salah memilih 10 calon pimpinan KPK yang akan dipilih oleh DPR maka masa depan pemberantasan korupsi akan semakin ambruk," katanya.

Anggota Satgasus Pencegahan Korupsi Polri itu berharap Pansel KPK juga proaktif jemput bola terhadap orang-orang atau tokoh yang dianggap mumpuni dan kredibel untuk ikut tes, sebagai bukti bahwa pansel bukan sekadar bekerja menyeleksi, tetapi juga mempunyai tanggung jawab moral dalam memilih pimpinan KPK untuk lima tahun mendatang.

Sebelumnya, Pansel KPK menyatakan akan mendengar masukan dari berbagai pihak, mulai dari akademisi hingga pegiat antirasuah, dalam melakukan seleksi capim dan dewas KPK.

"Kami akan meminta masukan dari berbagai pihak termasuk dari media-media, kemudian dari para akademisi, para ormas, LSM, dan sebagainya, termasuk penggiat-penggiat antikorupsi dan sebagainya," kata Ketua Pansel KPK Yusuf Ateh dalam konferensi pers Pansel KPK di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Jumat (31/5) lalu.

Yusuf mengatakan bahwa pihaknya baru menerima Keputusan Presiden tentang Pembentukan Pansel KPK pada hari ini. Mereka belum bertemu langsung dengan Presiden lantaran Joko Widodo sedang melakukan kunjungan kerja ke luar kota.

"Kami baru bertemu (satu sama lain anggota Pansel) dan belum bertemu Presiden. Pak Presiden tentu belum memberikan arahan, cuma memang ada pesan yang disampaikan. Tentu kami akan mencari pimpinan KPK yang punya integritas tinggi dan sebagainya nanti masih akan dirumuskan kembali dengan mendengar masukan-masukan dari publik," jelasnya.

Pansel KPK, kata Yusuf Ateh, menyadari tidak mudah dalam menyeleksi calon pimpinan dan dewan pengawas KPK. Terlebih ada harapan besar masyarakat terhadap para calon pimpinan dan pengawas KPK yang diajukan nantinya.

"Harapan masyarakat tentu besar sekali kepada pansel untuk memilih pimpinan KPK yang bisa katakanlah memperbaiki keadaan sekarang menjadi lebih baik, dan insyaallah kami akan banyak sekali berkonsultasi dan menerima masukan publik dengan sebaik-baiknya. Tolong beri waktu saja bagi kami mudah-mudahan kami bisa melaksanakan amanah ini dengan baik," tuturnya.

Tags:

Berita Terkait