Efektivitas Kerja Jarak Jauh bagi Kalangan Advokat Indonesia
Terbaru

Efektivitas Kerja Jarak Jauh bagi Kalangan Advokat Indonesia

Jika didukung dengan teknologi yang tepat, kerja jarak jauh bagi advokat bukan hanya efektif namun juga efisien dari segi waktu dan biaya. Meski begitu, masih terdapat jasa hukum tertentu yang tetap mengharuskan kehadiran langsung dalam penanganannya, sehingga konsep yang ideal dengan cara konsep hybrid.

Ferinda K Fachri
Bacaan 4 Menit

“Sebenarnya segi pelaksanaan jasa hukum secara jarak jauh tidak ada masalah. Jadi apabila sudah ada instruksi kerja dari klien, itu bisa saja dilaksanakan secara jarak jauh. Tetapi, masalah bagi advokat adalah proses kerja komersial (business model-nya advokat) sekurang-kurangnya terdiri atas 3 tahap,” jelasnya.

Ketiga tahap tersebut antara lain, satu, usaha mendapatkan klien dan kerja baru secara kontinu. Sebab, tanpa kerja atau klien baru, maka tidak ada yang dapat dikerjakan. Kedua, setelah berhasil mendapatkan instruksi kerja dari klien, melaksanakan jasa yang diberikan, baik secara jarak jauh atau cara lain yang paling efektif dan efisien. Ketiga, menagih biaya jasa hukum.

“Yang menjadi masalah dalam business model tersebut adalah butir nomor satu yaitu usaha mendapatkan klien dan kerja baru secara kontinu. Mendapatkan kerja atau klien baru secara jarak jauh saja masih lebih sulit daripada memberikan jasa hukum jarak jauh. Untuk butir 2 dan 3 tidak ada masalah sebenarnya. Mungkin butir 1 lama kelamaan juga tidak ada masalah secara jarak jauh, apabila di masa yang akan datang klien memilih advokat hanya berdasarkan online presence dari advokat atau online comments pelanggan/klien atau ranking (online) media tentang advokat yang bersangkutan,” katanya.

Dalam keterangan tertulisnya, salah satu Founding Partner William Hendrik & Siregar Djojonegoro (WH&SD) yakni Hendrik Silalahi menuturkan hal serupa. Menurutnya, selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pelaksanaan dari layanan hukum yang disajikan secara jarak jauh tetap berjalan cukup efektif. Mendukung kelancarannya, ialah jalinan komunikasi yang baik antara tim advokat yang menangani pekerjaan.

“Selama ini (dalam dua tahun) cukup efektif (pelaksanaan kerja jarak jauh), tapi tetap harus dibarengi dengan rutinitas komunikasi yang berkesinambungan dengan team terkait untuk koordinasi pekerjaan, dan sebagainya. (Ke depannya) kalau kami sih (melaksanakan pekerjaan secara) hybrid ya,” jelas Hendrik ketika dihubungi Hukumonline, Senin (10/10/2022).

Sebelumya, American Bar Association (ABA) merilis laporan berjudul 'Where Does The Legal Profession Go From Here?'. Sebagaimana mengutip ABA Journal, laporan ini merupakan hasil pengolahan data dari hampir 2.000 anggota ABA yang mengikuti survei sepanjang bulan Mei-Juni 2022. Dalam konklusinya menunjukkan advokat muda memiliki kecenderungan kuat terhadap pekerjaan jarak jauh (remote work). Setidaknya 44% memilih untuk meningalkan pekerjaannya demi peluang yang lebih baik untuk bekerja jarak jauh di tempat lain.

“Survei ini untuk melihat bagaimana hal-hal berubah selama 2 tahun terakhir ini dalam hal bagaimana advokat berpraktik, bagaimana kami pikir mereka akan terus berpraktik sementara orang berpikir Covid-19 sudah berakhir. Data kami menunjukkan telah ada perubahan nyata dalam hal bagaimana advokat ingin bekerja di masa depan,” ujar salah satu penulis "2022 Practice Forward Report" itu, Roberta Liebenberg, kepada ABA Journal, Rabu (28/9/2022) lalu.

Ia menjelaskan berdasarkan laporan ABA, mayoritas advokat (di Amerika) masih bekerja dengan mekanisme remote working. Terdapat 87% advokat menyatakan kantor hukumnya memungkinkan mereka bekerja jarak jauh. Dengan hampir dua pertiga advokat pada praktik swasta bisa bekerja jarak jauh 100% setiap saat atau memiliki fleksibilitas memilih jadwal mereka sendiri. Sedangkan 23% diharuskan bekerja di kantor satu hingga tiga hari seminggu.

“Anda masih melihat keinginan yang sangat kuat untuk bekerja remote, dan saya pikir itu didukung oleh titik data lain. Mayoritas advokat melaporkan bahwa kerja jarak jauh tidak berdampak buruk pada kualitas pekerjaan, produktivitas, atau jam kerja mereka. Ini terutama berlaku untuk advokat wanita, 56% diantaranya melaporkan bahwa pekerjaan jarak jauh sebenarnya meningkatkan kemampuan mereka untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kewajiban keluarga,” jelas Senior Partner Fine, Kaplan and Black di Philadelphia itu.

Tags:

Berita Terkait