Edukasi Literasi Keuangan, OJK Gandeng Kemendikbud
Utama

Edukasi Literasi Keuangan, OJK Gandeng Kemendikbud

Delapan perguruan tinggi di Indonesia siap mendukung kerjasama ini.

FAT
Bacaan 2 Menit

“Kita cari jalan keluarnya agar akses kepada lembaga jasa keuangan menjadi lebih dekat,” kata Muliaman.

Wamendikbud Musliar Kasim mengapresiasi kerjasama ini. Menurutnya, kerjasama OJK dengan perguruan tinggi terkait edukasi literasi keuangan dan perlindungan konsumen merupakan hal yang tepat. Alasannya karena perguruan tinggi memiliki jaringan yang luas dalam hal edukasi.

“Karena tangan perguruan tinggi sangat luas. Rata-rata kurang lebih 3000 mahasiswa sampai 60 ribu tiap perguruan tinggi. Jika 4,5 juta jumlah mahasiswa kita apalagi ada sosial media jangkauan akan semakin jauh. Paling melek sosial media itu mahasiswa,” kata Musliar.

Kemendikbud sendiri, lanjut Musliar, akan memulai edukasi finansial melalui program penyaluran bantuan siswa miskin. Selama ini, program penyaluran bantuan dilakukan melalui jasa pos. Artinya, siswa-siswa miskin yang memperoleh bantuan mendapatkan uang tunai.

Namun ke depan, Kemendikbud akan menyalurkan bantuan siswa miskin yang totalnya mencapai 13 juta orang itu melalui perbankan. “Kita kerjasama dengan BPD (Bank Pembangunan Daerah) agar semua anak penyalurannya lewat bank, agar anak SD sudah tahu perbankan,” ujar Musliar.

Bukan hanya itu, edukasi literasi keuangan ini juga sejalan dengan kurikulum Kemendikbud tahun 2013. Dalam kurikulum 2013 terdapat tiga kompetensi terhadap siswa. Kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan seperti bagaimana menyimpan uang hingga kompetensi sikap.

Rektor UGM Pratikno turut menyambut baik kerjasama ini. Ia mengakui, korban penipuan di sektor keuangan bukan hanya orang yang tak paham dengan finansial, tapi orang-orang yang memiliki pendidikan tinggi juga ada yang menjadi korban. “Oleh karena itu perguruan tinggi sangat antusias merespon tawaran OJK untuk bekerjasama bagaimana meningkatkan literasi di bidang keuangan dan perlindungan konsumen,” katanya.

Pratikno mengatakan, UGM telah memanfaatkan peluang ini dengan membentuk OJK corner. Pintu masuk OJK corner, adalah melalui pengabdian masyarakat yang fungsinya mirip lembaga bantuan hukum. Hanya saja, bidang yang digeluti OJK corner khusus mengenai sektor keuangan.

“Buat lembaga bantuan perlindungan literasi keuangan. Roadmap kita ke depan adalah, dengan OJK corner kita bisa berikan layanan masyarakat untuk pendidikan kepada masyarakat,” kata Pratikno.

Bukan hanya itu, lanjut Pratikno, UGM juga telah menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) kepada mahasiwanya ke daerah-daerah perbatasan. Tujuannya agar mahasiswa tersebut dapat mengedukasi literasi keuangan kepada masyarakat yang ada di perbatasan. “Ini energi yang bisa dimanfaatkan dalam konteks literasi keuangan dan perlindungan konsumen,” pungkasnya.

Tags: