Dukungan Terhadap Mantan Pejabat KSSK Terus Bermunculan
Berita

Dukungan Terhadap Mantan Pejabat KSSK Terus Bermunculan

Keputusan Mantan Wapres Jusuf Kalla memerintahkan penangkapan terhadap pemilik Bank Century sudah tepat. Namun, keputusan Menkeu dan Gubernur BI menyelamatkan Bank Century juga dinilai tidak salah.

Yoz
Bacaan 2 Menit
Sri Mulyani Indrawarti mendapat dukungan dari sejumlah pihak <br> atas kebijakannya menyelamatkan Bank Century. Foto: Sgp
Sri Mulyani Indrawarti mendapat dukungan dari sejumlah pihak <br> atas kebijakannya menyelamatkan Bank Century. Foto: Sgp

Menjelang bergulirnya angket kasus Bank Century pada Januari 2010, dua mantan pejabat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Presiden Boediono, terus mendapatkan dukungan moral. Meski banyak pihak yang mengkritik tajam keputusan yang diambil dua pejabat tersebut ketika menyelamatkan Bank Century, namun ada juga yang menganggap keputusan tersebut merupakan tindakan yang tepat.

Salah satu dukungan itu datang dari Aviliani, ekonom Indonesian Development of Economics and Finance (Indef). Menurutnya, cukup beralasan bagi pemerintah mengambil tindakan bailout terhadap bank yang kini bernama PT Bank Mutiara Tbk tersebut. Ia menilai kondisi krisis keuangan menjelang akhir 2008 membuat sejumlah bank nasional kesulitan likuiditas.

 

Dijelaskan Aviliani, kondisi kesulitan likuiditas sebenarnya bukan hanya terjadi pada bank-bank beraset kecil saja. Setidaknya, saat itu ada 24 bank berpotensi kolaps. Bahkan, katanya, bank besar pun mengalami kesulitan likuiditas. Ia meyakini keputusan Bank Indonesia (BI) menggelontorkan sejumlah dana kepada perbankan nasional, berupa Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP) maupun buy back Surat Utang Negara (SUN) merupakan cara yang tepat membantu likuiditas bank.

 

“Jadi jangan lupa, ada 24 bank yang berpotensi sama dengan Century, salah satunya Bank IFI,” katanya dalam diskusi yang bertema “Anatomi dan Perspektif Kasus Bank Century”, di Hotel Aryaduta, Jakarta.

 

Pertanyaannya sekarang, kenapa Bank Century diselamatkan, sedangkan Bank IFI ditutup? Menurut Aviliani, kondisi saat itu memang berbeda. Pemerintah memutuskan tidak menyelamatkan Bank IFI karena likuiditas di pasar domestik ketika itu sudah meningkat. “November kesulitan likuiditas memuncak. Tidak hanya bank kecil, bank besar pun sulit. Perlahan mulai Februari likuiditas perbankan Indonesia membaik,” ujar ekonom yang biasanya berbeda pemikiran dengan pemerintah ini.


Ia khawatir, penutupan Bank Century hanya akan menjadi awal munculnya krisis kepercayaan di masyarakat. Sebab, katanya, nasabah Bank Century juga banyak yang menginvestasikan dananya di bank lain. “Jadi bila Century ditutup, bukan tak mungkin para nasabah itu juga akan mengambil dananya dari bank lain karena ketakutan,” tuturnya.

 
Aviliani berangapan kehebohan kasus Bank Century telah dipolitisasi oleh pihak-pihak tertentu. Menurutnya, kasus ini menjadi senjata untuk berperang bagi para elit politik yang intinya ingin merebut kekuasaan. “Masalah Bank Century harusnya dibahas melalui pendekatan ekonomi, bukan politik,” tukasnya.

Tags:

Berita Terkait