Dua Advokat Senior Ini Punya Kenangan Tak Terlupakan Terhadap Prof Erman
Utama

Dua Advokat Senior Ini Punya Kenangan Tak Terlupakan Terhadap Prof Erman

Antara lain mendorong Ahmad Fikri Assegaf untuk terjun sebagai praktisi di bidang hukum. Prof Erman adalah sahabat sejati almarhum Bang Buyung.

Ady Thea DA
Bacaan 4 Menit

“Padahal saya ketika itu tidak berkeinginan untuk menjadi konsultan hukum,” kenang Fikri.

Di Mata Fikri, Prof Erman tidak peduli terhadap kredit atau keuntungan atas hasil kerja yang dilakukan alias tanpa pamrih. Hal itu yang membuat Prof Erman bisa berbuat banyak seperti yang diinginkannya. Beliau juga berkontribusi besar terhadap hukum di Indonesia. Dia selalu mengutamakan integritas dalam setiap jabatan yang diampunya.

Salah satu keteladanan utama Prof Erman adalah integritasnya. Dengan sikap integritas itu otomatis ada kejujuran dan menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, tidak mementingkan kehidupan pribadinya saja.

Managing Partner Adnan Buyung Nasution & Partners, Pia. A. R. Akbar Nasution, mengenal Prof Erman sejak bangku sekolah dasar karena beliau merupakan kolega dari ayah Pia yakni (Alm) Adnan Buyung Nasution. Prof Erman dan Adnan Buyung atau akrab disapa Bang Buyung sering bertemu. “Jika sudah bertemu di rumah, mereka langsung berdiskusi berdua seolah punya dunianya sendiri,” ungkapnya.

Ketika Bang Buyung melakukan perawatan cuci darah, Prof Erman kadang ikut menemani. Padahal, proses cuci darah itu membutuhkan waktu 2-3 jam. Setelah 40 hari wafatnya Bang Buyung, Prof Erman mendorong Pia untuk mengambil gelar doktoral. Hal itu juga yang diinginkan ayahnya sebelum meninggal. Kepada Prof Erman, Pia mengatakan belum ada keinginan untuk menempuh doktoral karena pertimbangan berbagai hal.

Jelang 1 tahun wafatnya Bang Buyung, Pia mengatakan Prof Erman mengajak dirinya untuk membuat buku yang berisi tulisan Bang Buyung. Saat itu peringatan 1 tahun wafatnya Bang Buyung sudah sangat dekat, tapi Prof Erman mengerjakan buku itu sampai selesai.

Hukumonline.com

Managing Partner Adnan Buyung Nasution & Partners, Pia. A. R. Akbar Nasution (tengah).  

Sebagai figur yang rendah hati, Prof Erman tidak mau menulis kata pengantar dalam buku tersebut, padahal beliau sendiri yang mengerjakannya. Tapi, Prof Erman meminta Pia yang menulis kata pengantar itu karena sebagai keluarga Bang Buyung.

“Dia sahabat sejati ayah saya. Maksudnya membuat buku itu agar kumpulan tulisan Bang Buyung bisa dipelajari banyak orang. Ini kenangan terhadap Prof Erman walau saya tak pernah secara langsung jadi murdinya,” kata Pia.

Tapi, Pia menilai Prof Erman adalah orang yang menjunjung tinggi integritas rendah hati, dan egaliter. Prof Erman tidak memposisikan diri sebagai senior yang mengurui, tapi menggali dan mendengarkan pendapat kita. “Prof Erman adalah orang yang sangat pintar, kaya ilmu, dan rendah hati,” imbuhnya.

Tags:

Berita Terkait