Dorong Energi Alternatif, Pemerintah Perluas Jaringan Gas
Berita

Dorong Energi Alternatif, Pemerintah Perluas Jaringan Gas

Pemerintah harus mengembangkan bahan bakar non fosil.

CR15
Bacaan 2 Menit
Dorong Energi Alternatif, Pemerintah Perluas Jaringan Gas
Hukumonline

Untuk menunjang program ketahanan energi, dalam pidato kenegaraan di DPR, Jumat (16/8), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan alokasi belanja negara akan disesuaikan dengan rencana investasi. SBY merasa bersyukur penyesuaian beban subsidi BBM dapat dialokasikan ke program yang lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak.

"Kita sadar bahwa penggunaan energi alternatif harus didorong. Untuk itu, dalam hal ini konversi penggunaan gas akan dibangun perluasan jaringan gas dan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa serta pembangunan kilang mini-plant LPG," kata SBY.

Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto menyambut baik langkah pemerintah menetapkan konversi energi sebagai prioritas nasional. Menurutnya, pemerintah harus mulai berpikir untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Oleh karena itu Dito mendukung langkah pemerintah untuk mengoptimalkan energi alternatif.

“Gas kan bentuk energi alternatif juga, harus terus didorong untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap energi fosil,” ujarnya.

Untuk menunjang ketahanan energi alternatif, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan meningkatkan pemanfaatan gas bumi. Upaya yang segera ditempuh adalah membangun jaringan baru secara masif, sehingga lebih banyak masyarakat yang bisa menikmatinya.

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, akan mengusahakan penyelesaian jaringan pipa trans jawa tahun depan. Artinya, pipa ruas Semarang-Gresik dan Semarang-Cirebon sudah siap digunakan untuk mengalirkan gas dari sumber gas yang ada.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Edy Hermantoro, mengatakan pihaknya akan memperbanyak jaringan gas untuk masyarakat di wilayah penghasil gas bumi. Dengan begitu, program konversi ke bahan bakar gas (BBG) dapat dilakukan secara optimal.

“Kami akan memperbanyak jaringan gas langsung ke masyarakat di wilayah penghasil gas bumi, atau yang telah ada infrastrukturnya, baik dengan biaya dari anggaran negara maupun swasta,” katanya.

Kementerian ESDM bertekad menyelesaikan pembangunan pipa ruas Nagrak-Bitung sepanjang 22,2 kilometer. Pemerintah pun akan segera mendiskusikan pembiayaannya bersama DPR, setelah menyampaikan nota keuangan RAPBN 2014.

Pengamat energi Komaidi Notonegoro berharap target pemerintah untuk menuntaskan perluasan jaringan gas dapat segera tercapai. Menurutnya, langkah ini juga harus menjadi pembuka jalan bagi pemerintah untuk mulai meneruskan rencana pengembangan bahan bakar non fosil.

Terlebih, cadangan bahan bakar fosil kita untuk minyak diperkirakan hanya sampai 12 tahun dan gas 32 tahun serta batu bara 77 tahun. “Pemerintah harus mulai meneruskan rencana pengembangan bahan bakar nonfosil,” ujarnya.

Komaidi yang juga Wakil Direktur ReforMiner Institute menjelaskan, jumlah ketersediaan bahan bakar fosil itu berdasarkan data cadangan bahan bakar fosil per 2010 untuk jenis minyak mencapai 4,2 miliar barel dengan produksi sebesar 359,89 juta barel per tahun.

Begitu pula dengan gas yang cadangannya 108,40 TSCF dan produksi selama 2010 mencapai 471.507 MMSCF. Sedangkan untuk batu bara cadangannya 21,131 miliar ton dan produksi per 2010 mencapai 275,16 juta ton.

Tags: