Ketika menjalankan profesinya, dorongan seorang lawyer tak semata kepentingan komersial. Ada yang jauh lebih tinggi dari itu, yaitu tekad untuk memberikan pelayanan hukum berkualitas. Motivasi yang sama ini juga menjadi landasan kuat Dalimunthe & Tampubolon Lawyers Office (DNT)—sebuah kantor hukum yang terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Berada tak jauh dari Kompleks Istana Presiden RI, mereka tetap konsisten memegang prinsipnya sejak awal didirikan: mengedepankan keahlian hukum, kepedulian, dan kemanusiaan dalam setiap kasus yang ditangani.
DNT dikenal sebagai kantor hukum yang fokus pada pembelaan pidana dan litigasi komersial di Indonesia. Dua pendirinya, Pahrur Dalimunthe dan Boris Tampubolon merupakan pengacara berpengalaman dan kaya latar belakang, dengan masa praktik lebih dari sepuluh tahun. Di tengah perkembangan zaman dan teknologi, kantor hukum ini terus tumbuh dan pesat; bahkan jadi rujukan utama bagi sejumlah klien untuk menangani beragam masalah hukum yang kompleks, baik tingkat nasional dan internasional.
Ditemui langsung oleh Hukumonline di kantornya pada Kamis (4/7), Managing Partners DNT, Pahrur Dalimunthe menjelaskan, komitmen kantor ini memberikan pelayanan terbaik tak hanya tecermin dalam kapasitas mereka di ruang sidang. Menyadari bahwa kolaborasi dan jejaring juga ambil andil dalam keberhasilan konsultan hukum, hingga kini, DNT terus membangun hubungan baik dengan pemerintah, penegak hukum, organisasi nonpemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, hinga akademisi.
”DNT menjunjung tinggi integritas, kejujuran, dan etika profesi dalam pelayanan hukum kami. Setiap nasihat hukum yang diberikan, merupakan kombinasi pemahaman bisnis dan praktik hukum mendalam untuk menyelesaikan semua masalah hukum klien,” sebagaimana tertulis dalam situs DNT.
Outcome Oriented
Pahrur memandang, salah satu karakter yang khas dari DNT adalah fokus pada outcome. Ia memahami, klien datang dengan satu permintaan: bagaimana kasusnya dapat selesai dengan cepat. ”Kami berusaha, bagaimana caranya kasus dapat selesai dengan cepat dan tuntas?”
Alasan inilah yang juga mendasari para lawyers DNT umumnya merupakan jebolan LBH. Baik Pahrur dan Boris menilai, konsultan hukum yang dibesarkan di LBH biasanya sudah terbiasa menangani kasus kompleks, sekalipun hanya memiliki sumber daya yang terbatas.
”Jadi, yang dipakai itu otak. Ketika menghadapi suatu kasus, ia akan menggunakan segala sumber daya: pikiran, relasi, dan sebagainya. Ini sesuai dengan tujuan kami yang outcome oriented,” Pahrur menambahkan.