DNT Lawyers Berpijak pada Panggilan untuk Melayani dan Memberikan Dampak
Hukumonline’s Top 100 Indonesian Law Firms 2024

DNT Lawyers Berpijak pada Panggilan untuk Melayani dan Memberikan Dampak

Pendekatan holistik DNT Lawyers tidak hanya terbatas pada pelayanan hukum, tetapi juga mencakup inovasi dan tanggung jawab sosial.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 5 Menit
Managing Partners Dalimunthe & Tampubolon Lawyers Office, Boris Tampubolon dan Pahrur Dalimunthe. Foto: Fian.
Managing Partners Dalimunthe & Tampubolon Lawyers Office, Boris Tampubolon dan Pahrur Dalimunthe. Foto: Fian.

Siang itu, Managing Partner Dalimunthe & Tampubolon Lawyers Office (DNT), Pahrur Dalimunthe mengenang awal perjalanan berdirinya DNT dengan rasa takjub. Ditemui di kantornya yang terletak di bilangan Gambir, Jakarta Pusat, ia ingat betul, salah satu motivasi pendirian DNT adalah kewajiban untuk membuka saluran yang dapat menolong sesama. Proses perjalanannya bahkan dipandang ajaib dan tak lepas dari kuasa Tuhan.

 

“Kami selalu punya pemahaman bahwa kami harus buka kanal penolong orang. Sebagaimana yang Boris sampaikan pada waktu itu: ’kalau kita sudah siapkan piringnya, Tuhan akan kasih nasi, lauk, dan seterusnya’,” kata Pahrur.

 

Keyakinan tersebut terbukti. Sepanjang kantor hukum ini berdiri, ’nasi’, ’lauk’, dan segala macamnya hadir satu per satu. Meski tak paham betul asal-muasalnya, mereka berdua meyakini—seluruhnya adalah dampak dari komitmen DNT memberikan bantuan hukum yang tulus dan berkualitas. Keduanya memandang hukum tak sebatas pada tugas praktik dan komersial; tetapi juga panggilan untuk berbagi dan menyebarluaskan nilai kemanusiaan.  

 

Pada wawancara dengan Hukumonline, Managing Partners Dalimunthe & Tampubolon Lawyers OfficeBoris Tampubolon mengungkapkan, kendati pemahaman hukum (teori dan praktik) punya peran krusial, seorang lawyer yang baik harus menggunakan hatinya. Di tengah banyaknya kasus probono yang telah maupun sedang ditangani,  DNT masih berupaya untuk memberdayakan para korban secara berkelanjutan. Pendekatan ini, bukan hanya memberikan solusi secara hukum, tetapi juga meneguhkan komitmen DNT untuk memberikan dampak positif yang lebih luas.

 

”Menjalani suatu proses hukum itu memerlukan biaya. Setelahnya, kami bekerja sama dengan sejumlah lembaga untuk menyiapkan safe house, biaya kebutuhan sehari-hari, dan mengupayakan agar mereka bisa memulai hidup baru dan kembali bekerja dengan layak. Semua cara kami lakukan. Kami tidak bisa minta mereka berjuang tanpa uang untuk keluarga, atau hidup layak. Prinsip ini mengalir. Dari keinginan dasar untuk menolong dan melayani, dalam praktiknya kami jadi tergerak dan berpikir ’apa yang bisa kami bantu untuk mereka yang membutuhkan?’” ujar Boris. 

 

Dibesarkan di Rahim LBH

Sebelum mendirikan DNT, Pahrur dan Boris sudah menjadi rekan kerja di LBH Jakarta. Dalam perjalanannya, Pahrur kemudian berkarier di lembaga pemerintahan, sementara Boris berpindah ke LBH Mawar Saron. Namun, sekalipun berpindah bantuan, keduanya sepakat, pengalaman tumbuh dan berkembang di rahim LBH punya peran penting yang memengaruhi pandangan mereka tentang dunia hukum dan advokasi. 

 

”Pengalaman ini membuat kami punya perspektif yang lebih holistik terhadap kasus-kasus yang ditangani DNT. Memberikan nilai tambah yang signifikan juga di mata klien,” Pahrur menjelaskan.

 

Dengan latar belakang yang sama, DNT memilih untuk merekrut para lawyers yang berasal dari LBH. Mereka menginginkan lawyer yang tak hanya punya ’ilmu’ dan daya tahan tinggi, tetapi juga harus punya hati dan keinginan untuk melayani.

 

”Orang yang datang minta bantuan adalah mereka yang sedang terkena masalah atau musibah. Jadi, kami harus punya hati yang melayani dan tulus untuk membantu mereka keluar dari masalahnya. Ini bisa dirasakan: kalau pelayanan itu sungguh-sungguh membantu dengan hati, orang itu akan merasa puas dan sangat terbantu. Karakter itu kami lihat tertanam di jebolan LBH,” ucap Boris.

 

Adapun untuk bisa beradaptasi dengan dinamika hukum Indonesia yang semakin kompleks, meniti karier sebagai lawyers bukanlah hal yang mudah. Keduanya lantas menawarkan sejumlah tips berharga, bagi mereka—generasi muda yang ingin sukses berkarier sebagai lawyer di bidang litigasi. Pertama, membangun pemahaman yang kuat, baik secara praktik maupun teoretis. Kedua, mental yang tangguh dan semangat juang tinggi. Ketiga, mampu berpikir out-of-the box. Keempat, menguasai teknik-teknik bernegosiasi dan memiliki softskills yang mumpuni.

 

Boris selanjutnya menggambarkan, kemampuan negosiasi yang baik sering kali menjadi kunci untuk meredakan konflik dan mencapai kesepakatan yang memuaskan bagi semua pihak.

 

”Dalam praktiknya, banyak juga permasalahan yang selesai tidak dengan jalur hukum. Ini bisa sulit kalau kita tidak punya skill negosiasi yang bagus. Banyak juga yang akhirnya selesai karena kami ’damaikan’,” Boris melanjutkan.

 

Terus Kembali ke Akar

Profesi lawyer sudah seharusnya dipikul sebagai panggilan untuk membantu sesama. DNT paham betul, akar mereka adalah untuk mendorong perubahan positif. Apa yang dilakukan, tak sekadar ada di batas tanggung jawab profesi, sebab ada nasib orang lain yang bergantung pada hasil kerja para lawyers.

 

Pendekatan ini akhirnya menciptakan budaya kerja yang berbeda di DNT. Alih-alih menerapkan jam kerja yang kaku ala kantoran, DNT justru memberikan keleluasaan dan fleksibilitas untuk masuk kantor, asalkan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

 

"Kami selalu mengingatkan tim bahwa apa yang mereka kerjakan bukan untuk kantor ini, tapi karena ada orang-orang yang bergantung pada hasil kerja mereka," Pahrur menegaskan.

 

Dengan komitmen yang kuat untuk melayani, DNT terus berusaha menjaga reputasi mereka sebagai salah satu kantor hukum yang menawarkan solusi hukum komprehensif, sekaligus menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Integritas dan kredibilitas yang sudah dibangun ini mendatangkan pengakuan dan kepercayaan dari sejumlah pihak, baik di ranah nasional hingga internasional.

 

”Banyak media yang memercayai dan meminta pendapat, bahkan tanpa pernah diminta atau dibayar. Karena kalau dari sisi usia atau jam terbang, bisa jadi di luar sana banyak yang lebih tua dan tinggi dari kami. Itu yang sangat kami bingungkan, tapi syukuri juga. Bahkan bukan hanya media nasional, media pemerintah, tapi juga internasional. Di sisi lain, sampai sekarang saya juga beperan sebagai konsultan untuk berbagai proyek penting, termasuk Global Crime Index di Swiss dan penelitian terkait korupsi di lingkungan hidup bersama KPK,” kata Pahrur.

 

Memasuki tahun ketujuh Hukumonline’s Top 100 Indonesian Law Firms 2024. Ajang penganugerahan penghargaan ini kembali digelar dalam rangka mewujudkan sinergi dan kolaborasi para praktisi hukum, akademisi, pebisnis, pemerintah, dan masyarakat umum.

 

Ada 230 kantor hukum yang ikut serta dalam survei Hukumonline’s Top 100 Indonesian Law Firm 2024. Dari keseluruhan peserta, Dalimunthe & Tampubolon Lawyers Office (DNT) tercatat masuk dalam dua kategori: yaitu Top10 Largest Litigation Law Firms dan Best Litigation Law Firm 2024. Pada momen yang sama, Hukumonline juga telah merilis daftar Hukumonline’s Practice Leader 2024 yang terbagi dalam 16 kategori, di mana kantor hukum ini masuk dalam dua kategori: Construction, Intellectual Property, and Property/Real Estate dan Criminal Law.

 

Menanggapi hal ini, Boris menyampaikan apresiasi DNT terhadap penghargaan yang diterima dari Hukumonline. "Semoga itu menjadi cambuk semangat agar DNT ke depan makin baik lagi dalam melayani masyarakat dan memberikan bantuan hukum. Dengan begitu harapannya bisa berbuat lebih besar untuk memberikan keadilan bagi masyarakat Indonesia," tutupnya.

 

Artikel ini merupakan kerja sama antara Hukumonline dengan Dalimunthe & Tampubolon Lawyers Office (DNT).

Tags: