Perusahaan pelayaran samudera, PT Djakarta Lloyd Persero, berencana memberhentikan lebih 350 karyawan dari 700 jumlah tenaga kerjanya akhir tahun ini. Pemangkasan dilakukan untuk menghemat biaya di tengah belum maksimalnya proyek yang diperoleh perseroan. Pemangkasan juga bertujuan untuk menyesuaikan beban kerja dengan jumlah karyawan.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Djakarta Lloyd, Syahril Japarin, Kamis (9/8). "Ini menyesuaikan dengan beban kerjanya. Pekerjaannya sedikit, tetapi karyawannya banyak. Namanya rasionalisasi karyawan," kata Syahril.
Menurut Syahril, dengan adanya rasionalisasi karyawan, maka perseroan harus mengeluarkan biaya untuk membayar pesangon, walau saat ini kondisi keuangan tengah minus.
Di tengah kondisi yang sulit ini, perseroan berhasil mendapatkan kontrak dari PT PLN Persero dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Kontrak dua BUMN ini dapat membantu perseroan, setidaknya untuk membayar gaji karyawan.
"Dengan kontrak ini, separuh biaya pegawai sudah tertutupi. Kontraknya Rp1 miliar per bulan," ujarnya.
Ia menceritakan akibat krisis keuangan, gaji karyawan tidak terbayar selama berbulan-bulan. Bahkan, sudah 14 bulan ia sendiri tidak mendapatkan gaji. Kendati demikian, ia tidak menyurutkan diri untuk terus berjuang membangkitkan Djakarta Lloyd.
"Saya percaya, di tengah sulitnya perusahaan selalu ada peluang yang dapat kita manfaatkan," katanya.