Diplomasi Parlemen ala Hidayat Nurwahid ke Negeri Jiran
Berita

Diplomasi Parlemen ala Hidayat Nurwahid ke Negeri Jiran

​​​​​​​Antara parlemen Indonesia dengan Malaysia, diplomasinya mesti dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga keamanan kawasan Asia Tengara.

Info MPR
Bacaan 2 Menit
Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid saat berkunjung ke Parlemen Malaysia. Sumber foto: Humas MPR
Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid saat berkunjung ke Parlemen Malaysia. Sumber foto: Humas MPR

Menjalin kerja sama antar parlemen menjadi upaya bagian dalam menjaga hubungan antar negara. Langkah itu pula menjadi jalan Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid dalam menjajaki diplomasi dengan negeri Jiran, Malaysia pada Senin (5/8) kemarin. Bersama dengan rombongan, Hidayat Nurwahid diterima Yang Dipertua Parlemen Malaysia Dato Mohammad Ariff, Timbalan Yang dipertua Parlemen Malaysia Dato Mohd Rashid Hasnon, dan anggota Parlemen Malaysia Nurul Izzah.

 

Sebagai perwakilan dari MPR Indonesia, Hidayat Nurwahid mengapresiasi atas berbagai keberhasilan Malaysia. Khususnya dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar secara demokratis, berjalan lancar dan aman dalam pergantian kepemimpinan nasional secara damai.

 

“Itu menunjukkan bahwa negara yang mayoritas Muslim, khususnya Melayu, bisa menjadi contoh dalam berdemokrasi, tetap damai, dinamis, tanpa ada pertumpahan darah,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/8).

 

Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu saat menyambangi Malaysia didampingi anggota MPR, Cholid Mahmud. Dalam sambutannya, Hidayat berpandangan kerja sama dengan parlemen Malaysia yang dipimpin Pakatan Harapan dalam rangka menguatkan praktik demokrasi di negeri jiran yang mayoritas Muslim tersebut. Selain itu, membantu dalam memberikan solusi atas berbagai permasalahan di kawasan Asia Tenggara.

 

Diplomasi yang digunakan Hidayat Nurwahid sebagai upaya agar parlemen Malaysia turut serta berpartisipasi secara menyeluruh terhadap berbagai masalah yang dihadapi umat. Khususnya, di wilayah Asia Tenggara. Misalnya, menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya dan membantu bangsa Moro di Mindanao, Filipina Selatan.

 

“Kita, parlemen Malaysia dan Indonesia, harus berpartisipasi membantu bangsa Moro di Mindanao,” ujarnya.

 

Tujuannya, agar otonomi khusus yang baru saja diperoleh Mindanau bakal sepenuhnya menjadi jalan tengah dalam memperoleh keadilan, kesejahteraan, dan kemajuan  masyarakat Mindanao. Tak hanya itu, perlu adanya penguatan kesatuan dan menghadirkan keamanan bagi Filipina dan negara-negara tetangganya.

 

Sebab, kata Hidayat, dengan menyukseskan sebagai kawasan berotonomi khusus,  setidaknya Mindanau nantinya tidak lagi dapat dijadikan sebagai basis, atau tempat aktivitas dan gerakan ISIS, sebagaimana yang terjadi belakangan terakhir. Tak hanya itu, Hidayat pun menyorot maraknya penyelundupan narkoba dari Malaysia.

 

Ujungnya, Indonesia menjadi negara tujuan dalam memasarkan barang haram tersebut. Menurutnya, Malaysia pun kerap menjadi negara transit. Melalui berbagai persoalan lintas negara, Hidayat pun berharap Parlemen Malaysia dapat membuat aturan perundangan yang fokus dalam mencegah masuknya narkoba dan sejenisnya ke Indonesia. Serta, membelakukan hukuman mati bagi pelakunya, sebagaimana yang diterapkan terhadap penyelundup  barang haram ke Malaysia.

 

Sementara Yang Dipertua Dewan Rakyat, Dato Mohammad Affif mengapresiasi kunjungan kerja Hidayat sebagai Wakil Ketua MPR berserta rombongan. Ia berharap dapat terus menjalin kerja sama dengan MPR. Menurutnya, parlemen Malaysia baru melewati masa transisi. Bahkan, sedang berupaya melakukan berbagai perubahan di berbagai aspek. Dato Mohamad  pun mengakui perlunya menimba ilmu dengan Indonesia.

 

“Kami perlu banyak belajar dari Indonesia tentang keberagaman dan persatuan, dengan jumlah penduduk yang banyak, beragama suku dan bahasa, namun mampu hidup berdampingan, dan bisa berkali-kali menyelenggaarakan Pemilu dan Pilkada dengan demokratis, aman dan damai,” ujarnya.

 

Lebih lanjut Dato Mohammad berpendapat, Malaysia dan Indonesia mesti terus aktif dan turut serta dalam mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Asia Tenggara. Ia pun berharap diplomasi parlemen antara Indonesia dengan Malaysia mesti dapat memberikan kontribusi positif.

 

Banyaknya warga negara Indonesia yang mengadu nasib di negeri Jiran, mestinya dapat menjadi alat pemersatu. Sekaligus mempererat hubungan antara Malaysia dengan Indonesia, serta saling menghormati dan  menghargai antara pemberi kerja dan penerima kerja. Terlebih slogan Dewan Rakyat Malaysia yakni, ‘Bersatu Bertambah Mutu’.

 

“Dan diharapkan agar Parlemen Malaysia turut berperan untuk bisa tercapainya tujuan mulia tersebut,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait