Didukung Kalangan Kampus, Abraham: Kami Bukan Malaikat, Tapi Bukan Penjahat
Berita

Didukung Kalangan Kampus, Abraham: Kami Bukan Malaikat, Tapi Bukan Penjahat

Alumni UI tolak upaya pelemahan KPK.

ANT
Bacaan 2 Menit
Pimpinan KPK saat menemui mahasiswa, alumni, dan akademisi sejumlah universitas di Gedung KPK, Rabu (18/2). Foto: RES
Pimpinan KPK saat menemui mahasiswa, alumni, dan akademisi sejumlah universitas di Gedung KPK, Rabu (18/2). Foto: RES

Dukungan tiada henti mengalir untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di tengah terpaan sejumlah masalah. Hari ini (18/2), ratusan orang terdiri dari mahasiswa, alumni dan akademisi sejumlah universitas mendatangi Gedung KPK untuk menyampaikan dukungan.

Universitas-universitas yang berpartisipasi antara lain Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Institut Teknologi Bandung, dan Institut Pertanian Bogor.

Saat menemui para mahasiswa, alumni, dan akademisi itu, Ketua KPK Abraham Samad mengapresiasi atas dukungan yang diberikan. Abraham mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama KPK menegaskan komitmen pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Saudara-saudaraku yang hadir di tempat ini, seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang masih mencintai keadilan, masih mencintai pemberantasan korupsi marilah kita bersama-sama untuk kembali berkomitmen agar supaya kita bisa menegaskan kembali bahwa kita tidak pernah gentar sedikit pun untuk menghadapi hal-hal terberat dalam hidup ini," paparnya.

Diakui Abraham, dirinya dan para Pimpinan KPK lainnya bukan malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan. Namun, dia tegaskan Pimpinan KPK juga bukan penjahat seperti yang dituduhkan sejumlah pihak yang melaporkan para Pimpinan KPK ke Mabes POLRI.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan upaya kriminalisasi yang dialami para Pimpinan KPK tidak dapat dibenarkan. Ditegaskan Bambang, kriminalisasi terhadap Pimpinan KPK tak bisa dibiarkan satu detik pun.

Mewakili alumni UI, Sosiolog Imam B Prasodjo mengatakan alumni UI dan civitas akademika UI tegas menolak pelemahan KPK yang dilakukan secara sistematis. Pihaknya, lanjut Imam, juga menolak terhadap pencalonan pejabat yang diduga bermasalah karena terkait kasus korupsi.

"Alhamdulilah baru saja kita dengar ada keputusan (Jokowi), jangan ditunda-tunda terlalu lama. Kalau hal itu terjadi maka akan menciptakan ketidakpastian dan pada saat yang sama wibawa presiden itu akan runtuh kalau semua terjadi berlama-lama," tambah Imam menanggapi keputusan Jokowi tentang membatalkan pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI Andi Aulia Rahman mengatakan pihaknya menolak upaya pelemahan KPK karena akan menggangu agenda pemberantasan korupsi di Indonesia. Makanya, BEM UI mendukung KPK untuk tetap fokus menjalankan fungsinya secara efektif mencegah dan memberantas korupsi.

"Dalam aksi ini kami menyampaikan rasa duka cita kami terhadap matinya keadilan di Indonesia," tambah Andi.

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi telah mengambil sejumlah keputusan terkait kisruh KPK-POLRI. Keputusan pertama adalah batal melantik Budi Gunawan, dan kemudian mengajukan Badrodin Haiti sebagai calon Kapolri yang baru.

Keputusan berikutnya adalah menunjuk Taufiqurrahman Ruki, Johan Budi SP, dan Indriyanto Seno Adjie sebagai Pimpinan KPK sementara menggantikan posisi Busyro Muqoddas yang purna tugas serta Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang berstatus tersangka.

Tags:

Berita Terkait