Mumet dengan tumpukan pekerjaan yang menggunung? Suntuk dengan kemacetan lalu lintas? Wait! jangan frustasi dulu, mungkin anda hanya perlu rekreasi. Dan, salah satu varian rekreasi yang semakin hari semakin populer di Indonesia adalah mendaki gunung atau hiking.
Sebuah artikel di laman www.outsideonline.com menyebutkan bahwa hiking adalah kegiatan yang dapat membuat bahagia. Artikel ini merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh University of Michigan dan Edge Hill University. Dua universitas itu melakukan kajian terhadap 1991 orang peserta program “Jalan untuk Sehat”.
Hasil kajian menunjukkan bahwa berjalan di alam bebas dapat mengurangi depresi secara signifikan sehingga terhindar dari stres. Berangkat dari kajian ini, para peneliti University of Michigan dan Edge Hill University merekomendasikan agar orang yang rentan stres untuk melakukan kegiatan berjalan di alam bebas secara rutin.
Relevan dengan temuan di atas, sebuah studi yang dilakukan American Psychological Association menyatakan pengacara adalah profesi yang rentan mengalami stres. Orang yang berprofesi pengacara 3,6 kali lebih rentan stres dibandingkan non pengacara. Sementara, stres adalah salah satu pemicu terjadinya bunuh diri.
Studi di atas memang dilansir oleh sebuah institusi di Amerika Serikat yang berarti dasar studinya adalah kondisi empiris dunia pengacara di Negeri Paman Sam itu. Namun, kesimpulan yang dihasilkan dari studi American Psychological Associationsebenarnya relevan juga untuk kondisi Indonesia.
Profesi pengacara di Indonesia juga memiliki image sebagai pekerjaan yang rentan stres. Ketiadaan jam kerja formal laiknya profesi lain, pekerjaan yang menggunung, dan tuntutan klien yang menginginkan hasil sempurna adalah faktor-faktor yang dapat memicu kondisi stres seseorang yang menggeluti profesi pengacara.
Mendaki gunung atau hiking adalah satu varian liburan yang beberapa tahun belakangan ini semakin populer di Indonesia. Dari kalangan mahasiswa hingga kalangan pekerja kantoran seperti pengacara menggemari kegiatan ini. Kondisi geografis Indonesia yang kaya dengan pegunungan menjadi alasan utama kenapa hiking menjadi begitu ‘hits’ di Indonesia.
Berangkat dari pertimbangan-pertimbangan di atas, Hukumonline (www.hukumonline.com) tergerak untuk memprakarsai sebuah kegiatan hiking khusus untuk kalangan pengacara dan profesi hukum lainnya seperti notaris, akademisi, PNS, aktivis LSM, dan lain-lain.
Diberi titel “Lawyers Go Hike” atau LGH, Hukumonline akan mengumpulkan para pengacara dan profesi hukum lainnya yang memiliki hobi dan minat untuk berpetualang di alam bebas, khususnya gunung. Destinasinya adalah gunung yang sangat populer, tidak hanya di lingkup nasional tetapi juga internasional, Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 mdpl.
LGH 2016 mengusung tema “Justice Back to Nature”. Makna filosofis di balik tema ini adalah LGH 2016 ingin mengajak kalangan profesi hukum untuk menyelami kembali esensi dari keadilan dengan cara lebih mendekatkan diri ke alam sebagai Karya Agung dari Sang Pencipta.
Selama kurang lebih enam hari, 1-7 Mei 2016, para peserta LGH 2016 akan merasakan sensasi berpetualang di Gunung Rinjani yang kaya dengan wahana alam seperti air terjun, savana, air panas alami, dan danau vulkanik.
Tidak hanya hiking, LGH 2016 juga akan menggelar kegiatan sosial untuk masyarakat sekitar kaki Gunung Rinjani. Berkolaborasi dengan Baraka Nusantara, sebuah perkumpulan pemerhati nasib petani dan masyarakat Desa Sembalun di kaki Gunung Rinjani.
Kegiatan sosial yang akan dilaksanakan antara lain penyuluhan hukum, sumbang buku dan peralatan untuk Rumah Belajar Sangkabira serta pengenalan produk lokal Desa Sembalun.
Bagi anda, khususnya kalangan profesi hukum yang berminat ikut dalam LGH 2016: Justice Back to Nature, silakan kirim email dengan menyebut nama dan asal instansi ke [email protected].
Sebuah artikel di laman www.outsideonline.com menyebutkan bahwa hiking adalah kegiatan yang dapat membuat bahagia. Artikel ini merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh University of Michigan dan Edge Hill University. Dua universitas itu melakukan kajian terhadap 1991 orang peserta program “Jalan untuk Sehat”.
Hasil kajian menunjukkan bahwa berjalan di alam bebas dapat mengurangi depresi secara signifikan sehingga terhindar dari stres. Berangkat dari kajian ini, para peneliti University of Michigan dan Edge Hill University merekomendasikan agar orang yang rentan stres untuk melakukan kegiatan berjalan di alam bebas secara rutin.
Relevan dengan temuan di atas, sebuah studi yang dilakukan American Psychological Association menyatakan pengacara adalah profesi yang rentan mengalami stres. Orang yang berprofesi pengacara 3,6 kali lebih rentan stres dibandingkan non pengacara. Sementara, stres adalah salah satu pemicu terjadinya bunuh diri.
Studi di atas memang dilansir oleh sebuah institusi di Amerika Serikat yang berarti dasar studinya adalah kondisi empiris dunia pengacara di Negeri Paman Sam itu. Namun, kesimpulan yang dihasilkan dari studi American Psychological Associationsebenarnya relevan juga untuk kondisi Indonesia.
Profesi pengacara di Indonesia juga memiliki image sebagai pekerjaan yang rentan stres. Ketiadaan jam kerja formal laiknya profesi lain, pekerjaan yang menggunung, dan tuntutan klien yang menginginkan hasil sempurna adalah faktor-faktor yang dapat memicu kondisi stres seseorang yang menggeluti profesi pengacara.
Mendaki gunung atau hiking adalah satu varian liburan yang beberapa tahun belakangan ini semakin populer di Indonesia. Dari kalangan mahasiswa hingga kalangan pekerja kantoran seperti pengacara menggemari kegiatan ini. Kondisi geografis Indonesia yang kaya dengan pegunungan menjadi alasan utama kenapa hiking menjadi begitu ‘hits’ di Indonesia.
Berangkat dari pertimbangan-pertimbangan di atas, Hukumonline (www.hukumonline.com) tergerak untuk memprakarsai sebuah kegiatan hiking khusus untuk kalangan pengacara dan profesi hukum lainnya seperti notaris, akademisi, PNS, aktivis LSM, dan lain-lain.
Diberi titel “Lawyers Go Hike” atau LGH, Hukumonline akan mengumpulkan para pengacara dan profesi hukum lainnya yang memiliki hobi dan minat untuk berpetualang di alam bebas, khususnya gunung. Destinasinya adalah gunung yang sangat populer, tidak hanya di lingkup nasional tetapi juga internasional, Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 mdpl.
LGH 2016 mengusung tema “Justice Back to Nature”. Makna filosofis di balik tema ini adalah LGH 2016 ingin mengajak kalangan profesi hukum untuk menyelami kembali esensi dari keadilan dengan cara lebih mendekatkan diri ke alam sebagai Karya Agung dari Sang Pencipta.
Selama kurang lebih enam hari, 1-7 Mei 2016, para peserta LGH 2016 akan merasakan sensasi berpetualang di Gunung Rinjani yang kaya dengan wahana alam seperti air terjun, savana, air panas alami, dan danau vulkanik.
Tidak hanya hiking, LGH 2016 juga akan menggelar kegiatan sosial untuk masyarakat sekitar kaki Gunung Rinjani. Berkolaborasi dengan Baraka Nusantara, sebuah perkumpulan pemerhati nasib petani dan masyarakat Desa Sembalun di kaki Gunung Rinjani.
Kegiatan sosial yang akan dilaksanakan antara lain penyuluhan hukum, sumbang buku dan peralatan untuk Rumah Belajar Sangkabira serta pengenalan produk lokal Desa Sembalun.
Bagi anda, khususnya kalangan profesi hukum yang berminat ikut dalam LGH 2016: Justice Back to Nature, silakan kirim email dengan menyebut nama dan asal instansi ke [email protected].