Berdiri pada pertengahan 2004 dengan nama Christian Teo & Associates, mulanya, Christian Teo & Partners dimaksudkan sebagai specialist law firm di bidang (pada saat itu disebut) information technology & communication dan hotel & real estate. Namun, seiring perkembangan waktu dan kebutuhan klien, law firm ini bergerak menyesuaikan diri dan mengembangkan layanan hukum menjadi general corporate-commercial law firm, kemudian menjajaki kerja sama dengan Stephenson Harwood.
“Pada 2005 kami mengalami perkembangan yang cukup berarti dengan bergabungnya Bill Sullivan yang membawa pengalaman dan keahlian di bidang hukum berbeda. Selama 20 tahun berdiri, kami telah mengalami beberapa perubahan struktur partnership dan branding, sehingga kami putuskan di tahun 2015 untuk menggunakan nama Christian Teo & Partners dengan menggunakan logo CTP yang berwarna ungu dan jingga,” kata Founding Partner Christian Teo & Partners, Christian Teo.
CTP Law Firm tak menampik, dalam perjalanannya, kantor ini juga menghadapi tantangan perkembangan teknologi. Namun, alih-alih memandangnya sebagai ancaman, kondisi ini justru memotivasi CTP untuk terus mengembangkan diri dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan jasa hukum.
”Memahami kebutuhan komersial klien dan bagaimana menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, merupakan salah satu kunci untuk memberikan jasa hukum berkualitas. Kami juga selalu memberikan update mengenai perkembangan peraturan perundang-undangan, yang berkaitan dengan core practice area kami. Transfer of knowledge dan personal development dari para associate kami juga sangat kami perhatikan untuk menjaga kualitas jasa hukum yang kami berikan,” ungkap Partner Christian Teo & Partners, Claudius Novabianto.
Belum lama ini, Hukumonline berkesempatan untuk berbincang dengan Christian Teo & Partners, terkait tantangan juga strategi dalam perjalanan 20 tahun mereka di industri hukum. Dapatkan insight-nya melalui video di bawah ini.
Artikel ini merupakan kerja sama antara Hukumonline dengan Christian Teo & Partners.