Catatan si 'Anak Pesisir' di Gedung Bundar
Resensi

Catatan si 'Anak Pesisir' di Gedung Bundar

Sebuah catatan mantan Jaksa Agung yang lebih mirip buku putih ketimbang laporan pertanggungjawaban kinerja.

NNC
Bacaan 2 Menit

 

Buku Putih

Buku yang diterbitkan penerbit Kompas ini lebih cenderung semacam buku putih Arman sepanjang menjabat sebagai Jaksa Agung. Ia nampak mencoba meluruskan misteri di tengah masyarakat yang belum pernah diungkapkan sebelumnya. Seperti misalnya persepsi aneh-aneh di tengah publik yang mencuat ketika terjadi reshuffle kabinet jilid II oleh Presiden SBY. Maklum, waktu itu Arman mendadak diganti, tanpa pertanda. Kejadian itu, hingga kini belum terjawab tuntas. Pada bagian akhir buku ini, Arman mencoba mengurainya.

 

Dalam peluncuran buku itu, Jum'at (11/7) akhir pekan lalu, Arman berujar, Saya tidak ingin menyakiti hati orang. Tapi di situ saya menulis apa adanya. Ia mengatakan itu lewat konferensi jarak jauh (teleconference). Maklum, ia kini telah diberikan jabatan pengganti setelah dikeluarkan dari kabinet Indonesia Bersatu jilid I. Kini ia berada di Kopenhagen, menjadi duta besar di sana.

 

Di pengantar bukunya, Arman hendak memastikan pembaca, bahwa bukunya itu tidak lahir sebagai ritual mantan pejabat, melainkan ia tujukan sebagai media pertanggungjawaban kepada publik atas kinerjanya selama jadi Jaksa Agung. Meskipun presiden sendiri sudah menyatakan tidak ada masalah dengan kinerja saya, cetusnya.

 

Untuk sebuah usaha pelurusan misteri yang telah berkembang menjadi spekulasi publik, buku ini banyak menjawab.

Tags: