Catat! Hal-hal Penting dalam Mengolah Konten dan Artikel Hukum
Terbaru

Catat! Hal-hal Penting dalam Mengolah Konten dan Artikel Hukum

Diantaranya seperti menggunakan bahasa sederhana, mengetahui target audiens dan preferensinya, hingga mengikuti perkembangan hukum terbaru.

Ferinda K Fachri
Bacaan 3 Menit
Manajer Klinik Hukumonline Tri Jata Ayu Pramesti (kanan) dalam pemaparannya saat kunjungan Business Law Society Fakultas Hukum Universitas Indonesia (BLS FHUI) ke kantor Hukumonline, Selasa (31/10/2023). Foto: RES
Manajer Klinik Hukumonline Tri Jata Ayu Pramesti (kanan) dalam pemaparannya saat kunjungan Business Law Society Fakultas Hukum Universitas Indonesia (BLS FHUI) ke kantor Hukumonline, Selasa (31/10/2023). Foto: RES

Seiring perkembangan teknologi yang kian pesat, pemanfaatan ruang digital dalam penyampaian informasi secara cepat menjadi hal yang lumrah dewasa ini. Untuk itu, pembuatan konten berita ataupun artikel penulisan ilmiah menjadi aspek penting untuk dipelajari. Tak terkecuali bagi konten dan artikel hukum.

“Kita menyajikan artikel dengan bahasa yang simple dan mudah dipahami. Karena target audiens kita bukan hanya kalangan profesional dan mahasiswa hukum, melainkan juga orang umum,” ujar Manajer Klinik Hukumonline Tri Jata Ayu Pramesti, dalam pemaparannya saat kunjungan Business Law Society Fakultas Hukum Universitas Indonesia (BLS FHUI) ke kantor Hukumonline, Selasa (31/10/2023).

Baca Juga:

Menurutnya, penulisan yang dapat dicerna dengan mudah untuk dipahami pembaca menjadi kunci penting dalam berbagai konten ataupun artikel hukum. Dengan tetap menerapkan konten yang bersifat “SEO (Search Engine Optimization) Friendly”. Sebagai pihak penghasil konten dan artikel, juga harus senantiasa terbuka untuk menampung feedback dari pembaca.

Untuk Klinik Hukum di Hukumonline sendiri mempunyai tujuan utama untuk membuat masyarakat dapat melek hukum. “Memang kita ingin menjangkau masyarakat lebih luas dan bikin melek hukum. Lalu artikel klinik itu didesain untuk responsif dengan isu terkini. Kalau dilihat masalah hukum yang terjadi sangat kompleks,” kata dia.

Selain responsif dengan isu yang hangat dibincangkan, kata Ayu, konten dan artikel hukum harus cermat agar yang ditulis dapat tetap everlasting di masa mendatang. Dalam mengemas konten, Ayu mengingatkan ada beberapa bentuk selain artikel yang menarik dan dipergunakan Klinik Hukum. Seperti infografis, video, podcast, dan lain sebagainya.

“Di redaksi sendiri ada beberapa produk pemberitaan. Kami ada berita setiap harinya seperti jurnalis media pada umumnya, tapi kami juga punya Premium Stories yang bentuknya artikel, tapi lebih in depth. Ada juga tulisan bentuk opini yang kita sebut kolom,” sambung Pimpinan Redaksi Hukumonline Fathan Qorib dalam kesempatan yang sama.

Hukumonline.com

Pimpinan Redaksi Hukumonline Fathan Qorib. 

Untuk tulisan opini pada berbagai media umumnya terbuka bagi siapa saja. Tetapi tetap ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, seperti di Hukumonline penulis disyaratkan sudah menyandang gelar Sarjana Hukum. Tetapi bukan berarti mahasiswa hukum tidak dapat menulis, sebetulnya sah-sah saja jika ‘menggandeng’ dosen kampusnya.

Tetapi dalam hal artikel sehubung dengan pemberitaan, biasanya setiap perusahaan media mempunyai teknis dan fokus tertentu. Bagi Hukumonline dalam hal ini mempunyai fokus yang terbatas pada isu-isu hukum saja.

“Misal terkait pencapresan yang tengah ramai, kami tidak menyentuh isu politiknya. Kita lihat pencapresan ini dari segi hukumnya, sasarannya kita ingin masyarakat lebih melek lagi (terhadap isu hukumnya),” ungkapnya.

Lebih lanjut, untuk target audiens atau pembaca dalam hal artikel pemberitaan juga harus menjadi hal yang tidak kalah penting. Sama halnya setiap media mempunyai target pembaca masing-masing. “Jadi idenya kita akan sasar sesuai pembaca kita mau ke arah mana? Jadi tidak melebar,” ujarnya.  

Hukumonline.com

Pengurus Business Law Society Fakultas Hukum Universitas Indonesia (BLS FHUI) bersama jajaran Tim Hukumonline.  

Pemahaman terhadap audiens dari konten atau artikel ini juga erat kaitannya dengan pengetahuan mengenai perbedaan kebutuhan dan ketertarikan audiens pada berbagai platform berbeda. Perilaku dari pengguna Instagram misalnya tentu akan berbeda dengan Tiktok, X, YouTube, website, dan lain-lain. “Jadi, mengetahui trik-trik untuk mengefisiensikan konten dan artikel melalui preferensi audiens setiap sosial media dibutuhkan.”

Tags:

Berita Terkait