Cara Alicia Lisda Yunita Perkuat Perusahaan dengan Peran In House Counsel
Utama

Cara Alicia Lisda Yunita Perkuat Perusahaan dengan Peran In House Counsel

Ada tiga pilar peran yang menyangkut corporate, government relations, dan compliance.

Willa Wahyuni
Bacaan 6 Menit
Hukumonline
Hukumonline

Semula perusahaan tempatnya berkarier menjadi satu di antara yang terkena imbas akibat pandemi Covid-19 lalu. Namun, siapa sangka kini ia berhasil menjadi punggawa di departemen hukum perusahaan makanan sehat yang memimpin delapan wanita tangguh. Sosok Alicia Lisda Yunita selaku General Counsel di PT Lemonilo Indonesia Sehat, kini konsisten menjadikan profesi in house sebagai tempat ia bertumbuh kembang di industri hukum.

Jauh sebelum memutuskan menjadi in house counsel, Alicia terlebih dahulu menjajal profesi sebagai lawyer di kantor hukum ternama. Sebut saja beberapa kantor hukum ternama seperti Lubis Ganie Surowidjojo dan Makarim & Taira S.

Setelah itu ia beberapa kali menjajal profesi in house counsel untuk perusahaan tambang, perusahaan pajak, startup, dan travel. Saat ini sudah memasuki tahun keempatnya sebagai team leader untuk departemen hukum di Lemonilo.

“Berkarier di Lemonilo menjadi salah satu perusahaan yang paling lama bagi saya. Pertimbangannya sangat sederhana waktu itu, karena kesehatan menjadi top prioritas ketika pandemi melanda,” ujar Alicia saat berbincang dengan Hukumonline, Senin (15/7/2024) lalu.

Baca juga:

Hukumonline.com

Alicia saat bercerita awal menampaki karier profesi hukum.  Foto: RES

Kesehatan menjadi prioritas penting pada saat pandemi. Semua orang berlomba-lomba untuk hidup sehat dengan juga mengonsumsi makanan yang sehat. Pada saat itu, Lemonilo tengah berencana mendapat pendanaan seri B yang membutuhkan corporate counsel untuk memimpin aksi perusahaan.

Bagi Alicia, keilmuan yang didapat ketika berkarier di beberapa kantor hukum sangat berguna ketika beralih sebagai in house counsel di Lemonilo. Ia pun menerapkan gaya boutique law firm dalam bekerja sehari-hari untuk perusahaan.

“Ketika mindset-nya seperti itu, seluruh pekerjaan akan berjalan sangat profesional karena berkomunikasi dengan klien kan harus begitu meskipun ini adalah perusahaan ya. Dampaknya, kami bisa menggeser stigma bahwa tim hukum di perusahaan itu kerjanya hanya review kontrak dan santai saja, padahal jika menerapkan profesionalitas akan besar dampak pekerjaannya,” ujarnya.

Di Lemonilo, menurut alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini menerapkan tiga pilar utama jobdesk yang diemban oleh seluruh timnya. Pilar tersebut menyangkut corporate, government relations, dan compliance. Peran utamanya memang terletak pada pilar corporate, tetapi seiring berjalannya waktu perusahaan membutuhkan tenaga yang ahli di bidang government relations dan compliance.

“Empat tahun membangun tim hukum Lemonilo, saya tidak hanya mengerjakan hal-hal soal corporate saja, tapi adanya pilar lain yang jadi kebutuhan perusahaan kami,” ungkapnya.

Departmen pemangku kepentingan

Saat ini, profesi in house counsel di Lemonilo menjadi salah satu departemen pemangku kepentingan. Seluruh keputusan bisnis yang bakal melibatkan tim hukum di departemen tempat Alicia bernaung. Dengan kata lain, tim hukum Lemonilo tak hanya dilibatkan ketika ada persoalan sengketa hukum saja.

“Posisi legal di Lemonilo tak sekedar supporting role, tapi juga menjadi faktor yang dipertimbangkan manajemen dalam mengambil bisnis decision,” imbuhnya.

Hukumonline.com

Alicia saat berpose di ruang kerjanya. Foto: RES

Karena memiliki tim yang solid dan mumpuni, tim legal Lemonilo sangat jarang menggunakan bantuan lawyer eksternal dalam melakukan pekerjaannya. Lain persoalan jika yang dihadapi adalah soal litigasi karena membutuhkan kemampuan yang tidak dimiliki oleh in house counsel.

“Tim kami terdiri dari delapan perempuan tangguh, jadi seluruh persoalan perusahaan kami handle sendiri,” imbuhnya.

Meski in house counsel kerap dianggap hanya mengerjakan seputar review kontrak, nyatanya pekerjaan in house counsel sangat kompleks dan cukup rumit. Untuk mempermudah pekerjaan tersebut, Alicia mengaku telah menggunakan bantuan teknologi.

Salah satu teknologi yang dimanfaatkan tim hukum Lemonilo adalah membangun sistem ticketing agar seluruh permintaan terkait dokumen berfokus pada satu pintu. Selain itu, tim hukum Lemonilo juga menggunakan teknologi milik Hukumonline yaitu Exdoma. Dia menyadari betul pekerjaan legal amat dinamis di era digitalisasi, sehingga mesti bekerja dengan seefektif dan seefisien mungkin.

“Salah satu caranya adalah dengan menggunakan teknologi seperti DMS. Exdoma adalah DMS yang digunakan oleh Lemonilo dan selama dua tahun ini sangat membantu kami,” ujar Alicia.

Fitur Exdoma membantu tim hukum Lemonilo dalam mengingatkan kontrak dan dokumen yang akan habis masa berlakunya jauh-jauh hari sebelumnya. Notifikasi yang diberikan akan membuat tim untuk bersiap-siap melakukan kebijakan.

“Teknologi sangat membantu legal, yang terbaru soal Chat GPT yang dianggap berbahaya, tetapi selama kita mengerti aturan AI itu sendiri, maka akan sangat membantu untuk pekerjaan legal,” lanjut Alicia.

Serap ilmu pengetahuan dari mana pun

Setelah delapan tahun berkutat dengan dunia in house counsel, Alicia berpesan kepada sarjana hukum yang ingin memulai karier ini. Menurutnya, penting untuk dapat menyerap ilmu pengetahuan dari mana saja. Setiap industri memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri.

“Karena ilmu itu ada di mana saja, saya menyarankan untuk mencoba banyak pengalaman. Baik itu di perusahaan maupun di kantor hukum. Kedua, jadilah individu yang willing to learn dan selalu terima kritik dari orang lain,” ujarnya.

Hukumonline.com

Alicia mengenang pada masa memulai karier di industri hukum. Kritikan dari atasan sangat membantunya dalam berkembang. Ia tidak menampik bahwa terkadang kritik itu diutarakan dengan banyak cara termasuk dengan penyampaian yang kurang baik.

“Dimarahin itu biasa, semua itu adalah pembelajaran berharga bagi fresh graduate,” katanya.

Sepanjang perjalanan karier menapaki profesi di beberapa kantor hukum hingga menjadi in house counsel, Alicia memahami betul profesi yang kini dijalani mesti mengerti jalannya bisnis di perusahaan. Kendati tim hukum hanya bersinggungan soal hukum dan peraturan, bagi Alicia terpenting soal bagaimana bahasa hukum dapat diterjemahkan ke dalam bahasa bisnis.

Menurutnya, tidak semua departemen di perusahaan paham soal hukum, padahal ada banyak sekali aspek yang bersinggungan dengan hukum. Tugas Alicia pun ikut memberikan edukasi hukum kepada seluruh departemen di Lemonilo untuk meminimalisasi kesalahan di masa depan.

“Ketika memberikan advis hukum ke orang non legal background, maka kita bisa menyampaikannya dengan bahasa bisnis yang mereka mengerti. Di Lemonilo kami berkomitmen agar seluruh departemen comply dengan peraturan,” jelas Alicia.

Salah satu tugas in house counsel di Lemonilo dalam mewujudkan kepatuhan seluruh karyawannya terhadap peraturan adalah mengedukasi dan melatih karyawan baru. Setiap karyawan baru akan mengikuti sesi onboarding bersama tim hukum untuk edukasi seputar hukum.

“Sesi ini juga menghapuskan stigma soal tim legal yang dianggap galak. Jadi di sesi itu kami ajarkan pelan-pelan soal kepatuhan. Prosesnya enggak mudah tapi untuk meminimalisir resiko kedepan,” ujarnya.

Tingkatkan value diri

Pada sesi akhir bincang bersama Hukumonline, Alicia memberikan sedikit tips bagi lulusan sarjana hukum yang tertarik berkarier sebagai in house counsel. Ia  membeberkan beberapa hal untuk dapat stand out di tengah banyaknya lulusan hukum lainnya,.

Hukumonline.com

Saat memberikan beberapa tips bagi lulusan hukum yang henak menapaki karier in house consel. Foto: RES

Seperti indeks prestasi kumulatif (IPK) maupun lulusan dari almamater kampus tertentu tidak menjadi patokan bagi perusahaan. Alicia mengatakan bahwa di dunia kerja tidak akan ada yang menanyakan total IPK dan lulusan dari kampus mana.

“Persaingan di dunia kerja saat ini cukup sulit jadi tetaplah semangat dan meningkatkan value diri,” ujarnya.

Selain ilmu hukum, Alicia menyarankan agar para sarjana hukum belajar hal-hal selain hukum. Profesi in house counsel nantinya akan bersinggungan dengan aspek komersial dari kontrak, sehingga diperlukan pengetahuan dasar soal akuntansi hingga pajak.

“Belajar ilmu hukum penting, tetapi jangan lupa ditambah dengan pengetahuan lain yang meningkatkan daya ‘jual’ kita,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait