Calon Hakim Agung dan Toilet DPR
Berita

Calon Hakim Agung dan Toilet DPR

Diduga memberikan amplop pada anggota Komisi III yang mengujinya.

RFQ
Bacaan 2 Menit
Anggota Komisi III Bachrudin Nasori. Foto: RFQ
Anggota Komisi III Bachrudin Nasori. Foto: RFQ

Seleksi calon hakim agung yang dilakukan Komisi III terkadang diwarnai kejadian menarik. Semisal kala Komisi III melakukan uji kepatutan dan kelayakan calon hakim agung Daming Sunusi.

Calon hakim agung ini dinilai terpeleset menjawab pertanyaan anggota Komisi III DPR, Andi Azhar terkait hukuman mati khususnya terhadap tindak pidana pemerkosaan yang korbannya hingga meninggal dunia. Daming mengeluarkan pernyataan, “Pelaku dan korban perkosaan sama-sama menikmati.”

Sontak, publik menyoroti pernyataan Daming. Karena desakan publik yang kuat, pada uji kelayakan dan kepatutan kali ketiga itu, si calon dinyatakan tak lolos. Lalu, pada fit and proper test kali ini, belum ada pernyataan kontroversial dari calon hakim agung. Namun ada aktivitas tak elok yang diduga dilakukan salah satu calon, Sudrajad Dimyati dengan anggota Komisi III Bachrudin Nasori.

Mereka kepergok salah satu awak media melakukan pertemuan di toilet. Bukan hanya sekadar buang air kecil di toilet dekat dengan ruang Komisi III, si awak media juga melihat Sudrajad memberikan sesuatu menyerupai sebuah amplop pada Bachrudin.

Kemudian muncul berita di media online akan peristiwa itu. Dan gemparlah Komisi III. Isi berita menguraikan kejadian yang dilihat oleh si awak media. Meski isi amplop putih yang berpindah tangan itu belum diketahui. Tapi, kejadian yang terekspose media itu membuat gusar seluruh anggota Komisi III.

Komisi III pun langsung melakukan rapat internal untuk meminta penjelasan Bachrudin. Ketua Komisi III Gede Pasek Suardika, yang kala itu belum dicopot dari jabatannya oleh Fraksi Partai Demokrat, mengatakan pemberitaan tersebut menggangu jalannya seleksi CHA. “Ini dapat mencoreng jalannya seleksi CHA,” paparnya.

Bahkan, lanjutnya, hal ini akan melunturkan kepercayaan publik pada Komisi III DPR. Dia mengatakan, selain meminta klarifikasi Bachrudin, Komisi III akan meminta klarifikasi dari Sudrajad Dimyati agar informasi menjadi seimbang.

“Kami tidak ingin ada yang menjustifikasi kami dengan cara yang tidak mulia. Karena itu kami menanyakan dan meminta klarifikasi yang bersangkutan apa yang terjadi sebenarnya. Ini menyangkut kepercayaan publik kepada Komisi III,” ujarnya, Rabu (18/9) di Gedung DPR.

Usai rapat internal, Bachrudin di ruang Komisi III memberikan klarifikasi kepada wartawan. Dia mengaku hanya mengambil secarik kertas bukan amplop, yang berisi daftar CHA yang mengikuti seleksi pada hari ini. Ia pun berdalih tidak mengetahui mana saja hakim karier dan nonkarier.

Singkat cerita, setelah usai seleksi CHA ia keluar ruangan menuju toilet. “Dan beliau –Sudrajad Dimyatid, red- sudah berada di depan saya. Pada waktu saya masuk, dia juga pipis. Kemudian saya keluarkan kertas dan miinta ditunjukkan mana hakim karier dan nonkarier dalam jadwal CHA itu,” dalihnya.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga menguraikan dalam permbicaraan dengan calon hakim agung tersebut, tidak ada perpindahan kertas yang diduga menyerupai amplop. Menurutnya, setelah diberikan informasi soal hakim karier dan nonkarier itu, kertas tersebut dimasukan kembali ke dalam saku baju batik yang dikenakan Bachrudin. “Jadi tidak ada perpindahan barang dari satu orang ke orang lain. Setelah itu saya keluar toilet,” ujarnya.

Selain itu, ia menampik perihal stafnya yang hendak melakukan ‘damai’ dengan awak media yang melihat peristiwa tersebut. “Saya tidak ada perintah untuk damai. Wallahi saya tidak menerima sesuatu, tidak ada niat sama sekali. Saya pun tidak punya nomor yang bersangkutan,” ujarnya.

Sama halnya dengan Bahcrudin, Sudrajad pun menampik tudingan tersebut. Menurutnya dalam pertemuan yang tidak sengaja itu dilakukan bukan untuk melakukan ‘lobi senyap’ agar terpilih menjadi hakim agung. “Tidak ada (lobi khusus, red). Saya ke kamar mandi karena ingin buang air kecil,” pungkasnya dengan wajah panik  meninggalkan wartawan.

Sudrajad merupakan hakim Pengadilan Tinggi Pontianak. Dalam menjalani uji kelayakan dan kepatutan, Sudrajad menegaskan tetap mengedepankan moral, nurani dan integritas. Sekalipun godaan tersebut adalah wanita, Sudrajad menegaskan tak sedikitpun akan tergoda.

Tags: