Calon Direktur LBH Jakarta, Berani Berdebat di Depan Publik
Berita

Calon Direktur LBH Jakarta, Berani Berdebat di Depan Publik

Tiga calon menganggap bantuan hukum struktural masih layak dipertahankan dalam gerakan LBH Jakarta.

Aru
Bacaan 2 Menit

 

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini mengaku gerah dengan sindiran beberapa kalangan yang mencibir LBH Jakarta sebagai tukang gugat tetapi tidak pernah menang. Sehingga, entah besar atau kecil kasus itu, LBH Jakarta tutur Taubas, harus berusaha memenangkannya. Jangan sampai LBH Jakarta hanya menerima perkara tanpa berusaha memenangkannya, tukasnya. 

 

Sama seperti Erna, Taubas juga mengungkapkan pentingnya masalah pendanaan untuk menyambung hidup LSM yang terletak di Jalan Diponegoro tersebut. Menurutnya, sudah saatnya LBH Jakarta berkonsentrasi menggali dana dari dalam negeri.

 

Dana tersebut bukan didapat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, tapi dari badan khusus yang dibentuk LBH Jakarta. Misalnya saja, dibentuk Badan Mitra LBH Jakarta yang terdiri dari alumni, klien dan masyarakat yang peduli terhadap LBH Jakarta.

 

Menyinggung soal BHS, sama seperti calon direktur lain, Taubas yang menggondol gelar LLM dari Northwestern University, Chicago ini juga memandang BHS masih relevan untuk dipertahankan. Selain mempertahankan BHS, hal lain yang diperhatikan menurut Taubas adalah agar LBH Jakarta sebagai LSM menggunakan pendekatan hukum dalam gerakannya.

 

Demikian sedikit yang bisa ditangkap dalam acara debat publik calon direktur LBH Jakarta itu. Selanjutnya, usai debat publik, akan digelar acara utama. Yakni pemungutan suara, penghitungan dan pengumuman hasil pemungutan suara pada 28 Juli 2006. setelah diketahui siapa pemenangnya, baru pada 15 Agustus 2006 digelar acara serah terima jabatan dari Direktur lama ke direktur baru. Selamat  bersuksesi LBH Jakarta.                                                

Tags: