Cak Imin: Sahabat Penolong dalam Kesulitan, Jangan Putus Gara-gara Politik
Pojok MPR-RI

Cak Imin: Sahabat Penolong dalam Kesulitan, Jangan Putus Gara-gara Politik

Palu dan Donggala adalah kesedihan kita bersama. Doa dan penggalangan dana adalah bentuk solidaritas kita kepada mereka.

RED
Bacaan 2 Menit
Foto: Humas MPR
Foto: Humas MPR

Dalam rangkaian kunjungan ke Nusa Tenggara Timur (NTT), Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar menyempatkan diri mampir ke STFK (Sekolah Tinggi Filsafat Katolik) Ledalero di kab. Sikka pada Rabu (10/10). Selain meninjau dan bercengkerama dengan para pastor, frater dan mahasiswa, tokoh yang digelari Panglima Santri ini juga mengajak para civitas untuk menjaga persahabatan, meski ada perbedaan pilihan politik.

 

"Tahun politik ini suasana bisa jadi akan agak panas. Namun persahabatan jangan sampai putus. Pertemanan jangan sampai menjauh. Kalau ada apa-apa, yang bantuin kita nanti juga pasti sahabat dan tetangga. Jadi jagalah supaya silaturahmi jangan buyar karena politik. Rugi sendiri nanti,” ujarnya kepada 1006 mahasiswa STFK dan rektor STFK Otto Gusti Madung dan para dosen.

 

Sebagai penganut ajara Gusdur, dirinya tetap  mengawal komitmen untuk Indonesia yang bersatu dan beragam. “Saya takjub juga bahwa Gus Dur pernah menginap di STFK sini. Bangganya saya jadi ABG, " kata Ketum PKB ini.

 

Pada malamnya, Cak imin juga ikut menghadiri acara doa bagi warga Palu - Donggala di depan Sikka Convention Centre. Bersama Uskup Maumere Mgr. Ewaldus Martianus Sadu, Ketua Umum PKB ini terlihat terharu mendengarkan doa yang dipimpin Uskup.

 

"Palu dan Donggala adalah kesedihan kita bersama. Doa dan penggalangan dana adalah bentuk solidaritas kita kepada mereka. Buktikanlah cinta kita kepada Tuhan dengan mencintai ciptaanNya yang tengah berduka," demikian bagian dari doa Uskup.

 

Selain doa, dalam acara Malam 1000 Lilin itu juga diadakan penggalangan dana dan berhasil terkumpul sebanyak Rp70.640.000.

Tags:

Berita Terkait