Meski sempat terjadi gejolak global, dari data yang dihimpun oleh timnya, indikator makro ekonomi Indonesia masih masuk dalam jajaran terbaik di antara negara-negara G20 lain. Hal tersebut didukung dari pemulihan konsumsi yang kuat, pertumbuhan realisasi investasi dua digit, dan peningkatan output manufaktur.
“Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, kami punya 6 agenda utama. Pertama, edukasi, untuk memberikan pendidikan berkualitas tinggi yang terjangkau dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkemampuan,” terang Luhut.
Kedua, digitalisasi. Artinya, menyajikan layanan digitalisasi untuk pemerintah yang efisien, transparan, dan inklusif. Ketiga, interkoneksi, yakni mengembangkan infrastruktur untuk bisa terinterkoneksi dengan orang-orang, barang-barang, dan informasi.
Keempat, distribusi ekonomi yang akan memberantas ketidaksetaraan sosio-ekonomi di Indonesia. Kelima, dekarbonisasi untuk mengakselerasi net-zero sekaligus mengambil kesempatan green economy. Keenam, industrialisasi, ialah melakukan industrialisasi melalui hilirisasi untuk perekonomian pertumbuhan dan ketahanan.
“Indonesia akan menumbuhkan perekonomian melalui down streaming dengan mengutamakan industri pendukung transisi energi. Down streaming ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di luar Jawa, dan mendorong lebih banyak investasi dan memajukan industrialisasi.”
Luhut melanjutkan Indonesia selama ini telah melakukan pemerataan pembangunan dengan mendukung ekonomi mikro di daerah pedesaan yang lebih kecil. “Ide pemindahan ibu kota demi pembangunan ekonomi dan pemerintahan yang lebih merata ini telah digagas bahkan sejak founding father bangsa kita, Ir. Soekarno,” kata dia menegaskan.
 Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan 2.jpg "Hukumonline.com")
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan di hadapan peserta IPBA Regional Conference 2023.
Dari Jakarta ke Nusantara, ibu kota baru akan menjadi kota hijau (green city) untuk merealisasikan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan adil. Terletak di Kalimantan Timur, area total 256,142 Ha yang dibagi ke 3 zona, target populasi sebanyak ~1,9 juta proyeksi pada 2040-2045. Setidaknya investasi yang diperlukan tercatat lebih dari 30 miliar USD untuk infrastruktur dan penggerak ekonomi.
“IKN bertujuan tidak hanya menjadi ibu kota baru, tapi juga pusat pembangunan ekonomi di Indonesia,” ungkap Luhut.
Dirinya mengaku percaya diri dengan potensi yang dimiliki dan berdasarkan proyeksi Indonesia ke depan, Indonesia emas 2045 akan dapat diraih. Meski mengembangkan IKN akan memerlukan waktu puluhan tahun, tetapi hal itu optimis dapat dilakukan.
Terdapat 3 faktor yang menjadi kunci sukses dalam mewujudkan visi IKN. Antara lain mengamankan komitmen investasi dari penyewa utama untuk memastikan keberlanjutan proyek, membangun kota layak huni yang lengkap dengan mengutamakan fasilitas sosial dan umum (seperti sekolah, rumah sakit, dan seterusnya), serta bekerja sama dengan mitra strategis sebagai jaminan dalam meningkatkan kepercayaan investor.