Beragam Harapan terhadap Sosok Pengganti Jabatan Setnov
Berita

Beragam Harapan terhadap Sosok Pengganti Jabatan Setnov

Mulai harus bersih dari kasus hukum, mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga legislatif hingga mampu membangun pola komunikasi yang baik diantara seluruh elemen masyarakat.

Rofiq Hidayat
Bacaan 2 Menit

 

Di tempat yang sama, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) Masinton Pasaribu sepakat dengan pandangan Prof Tjipta Lesmana dan Sebastian Salang. Menurutnya, sosok calon Ketua DPR tak boleh memiliki catatan buruk. Selain itu, sosok ketua DPR yang baru harus mampu membuat masyarakat kembali percaya terhadap lembaga DPR. (Baca Juga: Setnov Mundur Lebih Baik Demi Nama Baik DPR dan Golkar)

 

Dia juga mengingatkan ketua DPR nantinya harus mampu berkomunikasi dengan masyarakat. Termasuk membangun pola komunikasi yang baik antarfraksi, antarlembaga, dan pemerintah. “Siapa kansnya di Golkar, saya tidak tahu. Tapi nama yang santer itu dua nama yakni Aziz Syamsuddin dan Bambang Soesatyo. Keduanya, masih muda dan memiliki visi. Siapa kira-kira yang berpeluang?”

 

Anggota Komisi III dari Fraksi PKS, Muhammad Nasir Djamil menilai nama calon pengganti Setnov yang muncul  di media antara lain Bambang Soesatyo, Aziz Syamsuddin, Fadel Muhammad, dan Zainudin Amali. Hal tersebut menjadi kewenangan Golkar untuk memutuskan yang terbaik. Sebagai orang di luar Golkar, dia memiliki penilaian tersendiri terhadap Bambang Soesatyo. Selain memimpin Komisi III, Bambang Soesatyo memiliki komunikasi yang baik terhadap semua kalangan.

 

“Jaringannya cukup bagus, sehingga hampir tidak punya musuh,” ujarnya. (Baca Juga: Nasib Setnov di Parlemen, di Ujung Tanduk)

 

Nasir mengakui nama Bambang Soesatyo sempat disebut-sebut dalam kasus aliran dana simulator SIM. Namun hingga kini, kata Nasir, belum terbukti Bambang menerima aliran dana simulator SIM yang melibatkan mantan Kakorlantas Djoko Susilo. Meski begitu, siapapun yang menjadi ketua DPR mesti mampu membawa DPR menjadi parlemen yang modern. “Berwibawa dan kredibel dalam rangka meningkatkan mutu demokrasi di Indonesia,” harapnya.

Tags:

Berita Terkait