Begini Cara Advokat Menjaga Keimanan
Berita

Begini Cara Advokat Menjaga Keimanan

Sikap untuk tetap berpegang teguh pada ajaran agama dalam menjalankan profesi juga perlu ditularkan ke bawahan.

RIA
Bacaan 2 Menit
Ilustrasi: BAS
Ilustrasi: BAS
Apapun profesi yang dijalani, godaan ‘setan’ untuk melakukan perbuatan tercela selalu ada. Di dunia pengacara atau advokat, godaan itu juga ada. Contoh teranyar adalah kasus dugaan suap yang menyeret advokat senior OC Kaligis dan (mantan) stafnya M Yagari Bhastara. Banyak cara untuk membentengi diri, salah satunya dengan menjaga keimanan.

Tony Budidjaja menyampaikan cara yang ia gunakan selama ini agar tetap pada jalan yang benar adalah dengan tidak pernah memisahkan keyakinannya atas ajaran agama yang ia anut dengan pekerjaan yang dijalankan. Setiap lawyer harus paham bagaimana mempraktikkan iman di dunia nyata, kata Tony.

“Harusnya iman itu yang mendasari apa yang kita kerjakan dalam praktik kita sebagai lawyer. Dengan kita berani mempraktikkan langsung dengan iman, kita jadi lihat dunia hukum yang gelap itu sebagai satu tantangan yang menyenangkan untuk kita menjadi terang,” tutur pendiri sekaligus Ketua Indonesia Christiani Legal Society (ICLS) ini.

Senada, Eny Rofiatul juga menekankan pentingnya berpegang pada ajaran agama dalam menjalankan profesi. Pengacara publik LBH Jakarta mengatakan Islam menyuruh umatnya berlomba-lomba dalam kebaikan atau fastabiqul khairat dalam bahasa Arab. “Itu yang melecutku untuk bertahan di sini dengan semua tantangan dan godaan supaya lebih memaknai ‘kita hidup di sini buat apa sih?” ujarnya.

Hanya saja, Eny memiliki tantangan sendiri untuk tetap dekat dengan Tuhan.  Tantangannya adalah bagaimana tidak larut dalam diskusi atau rapat-rapat kantor sehingga mengabaikan ibadah. “Di kantor itu tindakan kita ya tanggung jawab kita. Kalau nggak ada temen deket ngingetin atau ada yang mau shalat juga, suka kebawa pas diskusi,” ujar Eny.

Namun, dengan kultur demokrasi yang ada di kantor ini juga, kita bisa negosiasi seandainya lagi rapat mau shalat, sebut Eny. Intinya bagaimana dari kita sendiri bisa memanfaatkan kultur demokrasi yang hidup di lembaga untuk mengakomodasi kebutuhan religius kita, imbuhnya memberikan tips soal bagaimana ia menjaga keimanannya.

Ada pada jalan yang Tuhan tunjukkan ternyata memang dapat memberi arti sendiri bagi para advokat. Taruli Astrid, lawyer pada Makarim & Taira Law Firm, mengatakan Tuhan selalu memiliki cara untuk membantunya dalam menghadapi setiap kesulitan yang datang.

“Gue selalu berdoa dan minta arahan kalau ada masalah sama pekerjaan gue. Gue serahkan, gue minta, gue berdoa dan puji Tuhan atas jawaban Tuhan. Tuhan selalu ada cara ajaib di waktu yang tepat menurut Tuhan,” tutur Astrid. Yang perlu diingat, sebutnya, hidup adalah berkat Tuhan. Kalau ada masalah, mau curhat ke ratusan orangpun nggak ada yang bisa jawab dan menyelesaikan.

Astrid mengatakan bahwa dekat dengan Tuhan adalah satu penghiburan untuknya. Tak heran, di sela pekerjaannya yang bertumpuk Astrid masih menyempatkan diri untuk terjun dalam kegiatan keagamaan. Saat ini ia aktif melayani di sekolah minggu HKBP Menteng Jalan Jambu, akhir pekannya pun banyak dihabiskan di gereja.

Terapkan ke Anak Buah
Tak hanya diterapkan pada diri sendiri, sikap untuk tetap berpegang teguh pada ajaran agama dalam menjalankan profesi ini juga ditularkan oleh para advokat yang sudah memiliki kantor sendiri kepada para jajaran stafnya.

Bimo Prasetio, advokat yang menjaga kerjanya agar jauh dari praktik-praktik yang dilarang agama dengan strategi bergaul di lingkungan yang baik, sejak awal sudah menyampaikan kepada calon karyawan bahwa ada standar dan kebijakan kantor yang harus diikuti. "Seandainya nggak cocok saya ngga memaksa bergabung," ungkap Bimo.

“Saya sampaikan kepada lawyer saya, kalau handle case litigasi terus diminta kliennya macem-macem, ngomong sama klien ‘maaf kami tidak bisa, kalau tidak ingin menggunakan jasa kami, silakan ke yang lain’. Alhamdulillah sekarang itu yang datang ke kami nggak yang kayak gitu lah. kalau pun ada ya paling mental-mental sendiri,” lanjut founder kantor hukum BP Lawyers ini.

Di sini kami juga mengaji bersama, ujar Bimo. Saya memang mengajak semuanya karena kalau dikerjakan bersama-sama tidak akan terasa berat, tukasnya. Dengan mereka nggak ada beban, lama-lama itu jadi kebiasaan dan mereka pun senang sendiri menjalankannya, Bimo melanjutkan.

“Kita selalu senang dan ingin bekerja dengan orang yang memiliki frekuensi yang sama. Dan saya meyakini pada saat frekuensi yang sama itu dibangun dan kondusif suasananya, itu bukan jadi hal yang menghambat pekerjaan. Justru kalau tidak sempat ibadah, pekerjaan akan berantakan karena melupakan kewajiban kepada Tuhan,” sebutnya.

Serupa, di kantor Tony yaitu Budidjaja & Associates Law Offices nilai yang ia pegang dalam menjalankan ajaran agama dalam setiap praktinya sebagai advokat, diajarkan pula kepada seluruh karyawan.

“Saya mengatakan kepada mereka, bahwa apa yang mereka kerjakan ini bukan untuk diri kita sendiri atau keluarga kita. Tapi karena ada titipan, ada pesan, ada tugas illahi yang harus kita jalankan. Sehingga mereka merasa mempunyai makna atas apa yang mereka kerjakan itu,” ucap Tony.
Tags:

Berita Terkait