Begini 3 Langkah Efisien Memahami Putusan Pengadilan
Utama

Begini 3 Langkah Efisien Memahami Putusan Pengadilan

Dilakukan dengan urutan terbalik dari susunan isi amar putusan pengadilan, pendapat hakim, argumentasi para pihak. Nantinya, memudahkan dalam melacak penalaran hukum dalam putusan.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 3 Menit

2. Periksa pendapat hakim

Putusan pengadilan biasanya menggunakan kata ‘menimbang’ yang berisi segala pertimbangan hakim terhadap segala keterangan, alat bukti, dan argumentasi para pihak. Semua itu dituliskan dalam putusan setelah kata ‘menimbang’. Beberapa pengadilan bahkan menulis ulang isi dokumen gugatan atau tuntutan serta tanggapan para pihak.

Alih-alih terjebak dengan petunjuk berupa kata ‘menimbang’, segera temukan bagian yang benar-benar pendapat hakim. Bagian pendapat hakim biasanya ditandai dengan kalimat aktif yang menunjuk langsung Majelis Hakim sebagai pihak yang sedang berpendapat. Misalnya dengan didahului kalimat, “Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat…” atau “Menimbang, bahwa terhadap eksepsi ini Majelis Hakim mempertimbangkan bahwa…” atau “Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat…”.

3. Periksa argumentasi para pihak

“Perlu untuk tetap membaca seluruh isi putusan untuk memahami secara komprehensif,” kata Basuki. Hal itu sangat benar. Namun, membaca putusan secara berurutan dari bagian awal berpotensi menenggelamkan pembaca pada limpahan informasi yang membingungkan. Oleh karena itu, pemeriksaan atas argumentasi para pihak lebih baik dilakukan terakhir. Pembacaan putusan justru dilakukan secara terbalik dari bagian terbawah yang menjadi inti putusan yaitu amar putusan.

Cara ini bisa lebih efisien karena sudah mengetahui apa amar putusannya dan pendapat-pendapat hakim untuk sampai ke sana. Pembaca akan lebih mudah melacak penalaran hukum dalam putusan untuk melihat apakah semua argumentasi para pihak telah dipertimbangkan. Nah, selamat mencoba!

Tags:

Berita Terkait