Ditemukan sejumlah pembayaran yang tercatat dalam perusahaan namun meragukan. Pengeluaran uang tersebut ditulis sebagai komisi bagi pihak tertentu untuk proyek yang dijamin pemerintah. Ditemukan pula, adanya pencatatan kelebihan pembayaran oleh pemegang kontrak asuransi pemerintah, dan ditulis sebagai ‘reimbursed’ kelebihan bayar.
Kelebihan pembayaran tersebut dibayarkan pada pejabat di Indonesia yang bertanggung jawab untuk pengadaan kontrak asuransi pemerintah. Terhadap temuan ini, dalam laporan SEC tertulis, Allianz tidak memiliki kontrol internal memadai untuk mendeteksi dan mencegah pembayaran siluman itu.
Menurut SEC, bahwa Allianz ketentuan FCPA, khususnyaBab 13 (b) (2) (A) dan 13 (b) (2) (B) dari Securities Exchange Act Tahun 1934.
Tertulis dalam rilis SEC, Allianz menampik temuan SEC. Namun, Allianz bersedia membayar pada SEC AS$12.396.423.
Ketika diminta tanggapan akan temuan SEC itu, Wakil Menteri BUMN Mahmuddin Yasin menjawab melalui pesan singkat elektronik (SMS). “Mesti di cek dulu pak, pejabat BUMN mana (perusahaannya) or pejabat Kementerian BUMN? Yang pasti kalau betul terbukti tentu akan ada tindakan.”
AAUI adalah perusahaan asuransi umum atau kerugian yang beroperasi di Indonesia. kepemilikan saham perusahaan patungan ini terdiri dari Allianz Asia Pacific & Africa GmbH memiliki 75 persen. Sedangkan 25 persen saham AAUI dimiliki PT Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo).