Ammalia Prama Putri: “Work Hard, be Passionate about Our Job, then Everything Else Will Follow!”
Hukumonline’s NexGen Lawyers 2019

Ammalia Prama Putri: “Work Hard, be Passionate about Our Job, then Everything Else Will Follow!”

Menurut Amma, tidak ada perbedaan antara konsultan hukum perempuan dan laki-laki.

CT-CAT
Bacaan 2 Menit

 

“ABNR, kan, wah banget, mimpi kali bisa kerja di sana,” kenangnya sambil tertawa renyah.

 

Impian Amma pun menjadi kenyataan, setelah mengikuti program magang dan lulus kuliah, Amma langsung direkrut menjadi Junior Associate. Di awal kariernya, Amma banyak terlatih untuk mengerjakan uji tuntas (due diligence), riset, membuat memo, dan sebagainya. Ia kemudian banyak dilibatkan dalam transaksi besar di berbagai bidang seperti investment, M&A, banking and finance, cross-border investment, off-shore financial products, dan lain sebagainya.

 

Berkat kerja kerasnya, hanya butuh waktu 6 tahun bagi Amma untuk diakui sebagai Senior Associate sebelum menjadi Partner 3 tahun kemudian. Amma pun diberikan kepercayaan lebih untuk menangani berbagai macam transaksi di bidang power projects, project finance, dan fintech.

 

“Saya bukan orang yang berambisi besar atau memiliki target dalam berkarier. Prinsip saya: work hard, be passionate about our job, then everything else will follow. Kita harus selalu memberikan yang terbaik dan cepat tanggap terhadap klien,” tegas Amma.

 

Salah satu tantangan bagi Amma adalah ketika menangani transaksi-transaksi power projects yang menurutnya cukup kompleks dan melibatkan banyak pihak. “Kadang kita diberikan sesuatu yang unknown, sama sekali kita tidak mengerti, dan diharapkan untuk bisa menguasainya dalam waktu singkat. Namun, karena adanya kerja sama tim yang solid, semuanya selalu dapat terselesaikan dengan baik. It is always a great challenge to have to know the unknown,” Amma menambahkan.

 

Ayah dan ibunya merupakan panutan terbaik bagi Amma terutama dalam urusan etika kerja. Ia bercerita bagaimana ayahnya bekerja sampai larut malam dan sudah kembali pergi bekerja di pagi harinya, sementara ibunya--pagi-pagi sudah mengajar di kampus dan dilanjutkan dengan praktik sampai jam 11 malam. Bahkan, ayahnya mendorong ibunya untuk meneruskan pendidikannya sampai ke jenjang S3.

 

“Dulu saya sering bantuin Mama menerjemahkan dan mengetik ‘abstract’ dalam Bahasa Inggris ketika beliau sekolah S3. Papa juga sering mengantar Mama ke sana-ke mari untuk keperluan riset. Jadi, dari kecil saya memang sudah terbiasa dengan lingkungan keluarga pekerja keras dan produktif,” kenang Amma.

 

Walaupun sibuk, orang tua Amma tetap menyisihkan waktu untuk anak-anaknya. Amma masih mengingat jelas ketika ayahnya mengajarinya membuat mobil-mobilan atau layangan, atau ketika ibunya mengajarinya berenang. Ini membuatnya tidak khawatir untuk menjadi seorang ibu. “Kalau sudah punya anak, pastinya saya akan banyak bertanya kepada Mama. Saya tidak tahu bagaimana dulu beliau bisa membesarkan tiga anak di sela-sela kegiatannya sebagai seorang ibu yang juga bekerja. Saya juga akan tetap bekerja sebagai konsultan hukum, paling nanti harus belajar membagi waktu saja,” ujar Amma optimis.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait