AI Membuat Kontrak Hukum dengan Sempurna, Bisakah Lawyer Tergantikan?
Terbaru

AI Membuat Kontrak Hukum dengan Sempurna, Bisakah Lawyer Tergantikan?

Menggabungkan teknologi berbasis AI dengan keahlian manusia akan menjadi sangat penting dalam menghadapi dunia perancangan kontrak yang rumit.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit

“Kita membutuhkan itu karena adanya nuansa dan intuisi, kemampuan beradaptasi, pertimbangan etis, negosiasi dan komunikasi, dan menyesuaikan kontrak dengan kebutuhan fisik,” jelasnya.

Lawyer memiliki kemampuan untuk memahami seluk-beluk dan nuansa situasi hukum yang kompleks. Sebagai manusia tentu dapat menafsirkan maksud dari pihak-pihak yang terlibat dan menggunakan penilaian mereka untuk menyusun klausul yang secara akurat mencerminkan maksud tersebut. Sebaliknya, AI mungkin tidak memiliki intuisi yang diperlukan untuk memahami kompleksitas ini sepenuhnya.

Kemudian, hukum dan peraturan terus berkembang. Profesional hukum manusia memiliki kemampuan untuk terus mengikuti perkembangan perubahan ini dan menerapkannya dalam menyusun kontrak. Sedangkan, AI memerlukan pembaruan dan pelatihan terus-menerus, yang mungkin tidak selalu sejalan dengan lanskap hukum yang berubah dengan cepat.

“Kontrak sering kali melibatkan aspek etika dan moral yang memerlukan penilaian manusia.

lawyer dapat menilai keadilan dan kesetaraan persyaratan kontrak, memastikan bahwa kontrak tersebut tidak hanya sah secara hukum tetapi juga sehat secara etika. Hal ini sangat penting ketika kontrak sedang dinegosiasikan. Model AI mungkin belum memiliki kapasitas untuk melakukan evaluasi ini secara efektif,” lanjut Keld.

Pada akhirnya, penyusunan kontrak bukanlah proses satu sisi. Proses ini sering kali melibatkan negosiasi dan komunikasi antar pihak. lawyer dapat terlibat dalam diskusi ini, memahami kekhawatiran masing-masing pihak dan menemukan solusi yang saling menguntungkan. Sedangkan, sistem AI mungkin tidak mampu menavigasi dinamika antarpribadi dan membangun konsensus seefektif manusia.

Meskipun AI dapat menganalisis sejumlah besar data dan mengidentifikasi pola, model tersebut mungkin kesulitan untuk memperhitungkan keadaan yang unik atau tidak konvensional. lawyer dapat menyesuaikan kontrak agar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan spesifik pihak-pihak yang terlibat, sehingga memastikan pendekatan yang lebih disesuaikan.

AI menghadirkan masa depan yang menjanjikan untuk penyusunan kontrak, dengan manfaat meningkatkan efisiensi, pengurangan kesalahan, dan aksesibilitas yang lebih besar. Setidaknya untuk saat ini, penting untuk mencapai keseimbangan antara menerima inovasi teknologi ini dengan masih mempertahankan penilaian manusia. 

“Seiring berkembangnya lanskap hukum, menggabungkan teknologi berbasis AI dengan keahlian manusia akan menjadi sangat penting dalam menghadapi dunia perancangan kontrak yang rumit,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait