Agenda Privatisasi Terancam Molor
Utama

Agenda Privatisasi Terancam Molor

Lantaran belum disetujui oleh DPR, Meneg BUMN belum bisa memutuskan privatisasi beberapa perusahaan pelat merah. Kinerja beberapa BUMN ternyata memuaskan.

Ycb
Bacaan 2 Menit

 

Maklum, sampai kini Jasa Marga belum menerbitkan selembar pun saham kepada publik. Pendanaan ini guna membangun ruas jalan tol baru sepanjang 854,5 km. Jalan bebas hambatan tersebut diharapkan rampung dalam lima tahun mendatang.

 

Dalam sebuah paper, Jasa Marga ingin menambah Rp7,5 triliun aset baru. Sekitar Rp2,5 triliun berasal dari IPO. Sisanya, dari utang baru (lihat tabel). Suntikan dana segar ini diharapkan dapat memberikan pertumbuhan laba rata-rata 32 persen. Jasa Marga memperkirakan akan mampu menjaring laba pada tahun ini sebesar Rp2,634 triliun. 

 

Komponen Aset

Kondisi pra-IPO

Perkiraan tambahan

Perkiraan pasca-IPO

Modal

2,38

2,50

4,88

Utang

7,86

5,00

12,86

Harta (Utang+Modal)

10,24

7,50

17,74

(Dalam triliun rupiah) dari berbagai sumber, diolah

 

Bisa Untung Juga

Rupanya Sugi sudah gerah akan stigma BUMN yang hanya bisa menguras kerugian. Dengan anggaran terbatas, kita harus bangga mampu menyokong setoran kepada APBN, tuturnya bersemangat. Menurut Sugi, bujet Kementerian BUMN pada 2006 hanya AS$20 juta.

 

Sugi memang boleh sedikit bungah. Pasalnya, beberapa 'anaknya' berprestasi moncer. Beberapa perusahaan pelat merah yang dibanggakan Sugi adalah Bank Mandiri, Semen Gresik, Telkom, PLN, Garuda, serta Pertamina.

 

Bank Mandiri mampu melipatgandakan keuntungannya hampir empat kali lipat. Pada 2006 bank ini mencetak untung hampir Rp2,4 triliun. Bandingkan dengan  tahun sebelumnya yang hanya Rp600 miliar, tukas Sugi yang disambut anggukan kepala Dirut Bank Mandiri Agus Martowardoyo.

 

Sedangkan Semen Gresik di bawah pimpinan Dwi Sutjipto dinilai mampu meredam gejolak konflik, baik internal maupun eksternal. Perdebatan spin off (pemisahan anak perusahaan dari induk, red) maupun proses arbitrase dengan Cemex mampu diselesaikan dengan baik, ujar Sugi. Semen Gresik memang sempat dimiliki oleh perusahaan serbuk kelabu raksasa dari Meksiko, Cemex. Selanjutnya, kepemilikan sekitar 25 persen saham itu pindah tangan ke Grup Rajawali milik Peter Sondakh.

Halaman Selanjutnya:
Tags: