Fuad sangat yakin penandatangan surat kuasa itu merupakan perintah dari Gatot. Pasalnya, yang menelepon Fuad adalah ajudan Gatot. Kemudian, yang menghubungi Fuad dan membawa-bawa OC Kaligis adalah Staf Khusus Gatot bernama Mustafa. Setelahnya, Gatot juga pernah menanyakan apakah ia sudah menandatangi surat kuasa.
Itulah kronologis mengapa Fuad sampai menandatangani surat kuasa untuk pengajuan gugatan ke PTUN Medan. Selanjutnya, Fuad tidak pernah mengetahui bagaimana perkembangan gugatan di PTUN Medan. Sampai akhirnya, terjadi operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap Gary, tiga hakim, dan panitera PTUN Medan.
Mengapa surat panggilan dari Kejagung malah berakhir ke gugatan pengujian kewenangan Kejati Sumut di PTUN Medan? Fuad menjelaskan, sebelum dipanggil oleh Kejagung, ia pernah dipanggil Kejati Sumut terkait masalah yang sama. Dalam surat Kejati Sumut itu, Fuad akan dimintai keterangan untuk dugaan korupsi dana hibah bansos.
Fuad menambahkan, sebelum makan di Blok M, ia dan Sabrina mendatangi kantor OC Kaligis. Namun, Sabrina tidak datang. Lalu, Fuad diantar menemui tim pengacara dan diperkenalkan kepada Evy. Di situ, dibahas tentang pelaksanaan pendampingan untuk memberikan keterangan di Kejagung yang akan dilakukan keesokan harinya.
Walau begitu, Fuad mengaku tidak tahu-menahu mengenai aliran dana dari Gatot dan Evy terkait pengurusan perkara di PTUN Medan. Ia hanya mengetahui mengenai biaya administrasi fee untuk OC Kaligis. Saat Fuad dan Sabrina bertanya bagaimana mereka membayar administrasi fee? OC Kaligis menjawab, "Pak Gubernur kan baik sama saya" sambil tertawa.
Fuad juga tidak tahu-menahu bagaimana hasil gugatan di PTUN Medan. Akan tetapi, sebelum putusan di PTUN Medan, Fuad mengaku, pada 28 April 2015, ia pernah diminta Gary untuk menandatangani surat kuasa banding. Surat kuasa itu dimaksudkan untuk berjaga-jaga apabila gugatan Fuad kalah di PTUN Medan.
Sabrina yang bersaksi setelah Fuad pun membenarkan adanya pertemuan dengan OC Kaligis di rumah makan. Sabrina juga disodorkan untuk menandatangani surat kuasa dan sempat kebingungan mengenai administrasi fee OC Kaligis. Sabrina juga membenarkan jika ia sempat memberikan keterangan di Kejagung bersama Fuad.
OC Kaligis membantah jika dirinya mendesak atau memaksa Fuad menandatangi surat kuasa untuk menggugat ke PTUN Medan. "Maksud saya baik pada waktu itu karena memang banyak orang dipanggil-panggil. Dari Medan ke Jakarta kan ongkos semua. Jadi, saya memang suka melakukan uji coba terhadap UU, bagaimana pelaksanaannya," tuturnya.
Sebagaimana isi surat dakwaan, Fuad mendapat surat panggilan permintaan keterangan dari Kejati Sumut yang diterbitkan berdasarkan Surat Perintah Penyelidikan Kepala Kejati Sumut tentang dugaan terjadinya tindak pidana korupsi dana Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tunggakan Dana Bagi Hasil (DBH), dan penyertaan modal pada sejumlah BUMD di Sumut.
Gatot disebut merasa khawatir jika dirinya ikut terseret dalam perkara bansos. Oleh karena itu, Gatot dan istrinya, Evy memberikan sejumlah uang kepada OC Kaligis untuk pengurusan perkara di PTUN Medan. Pemberian uang itu diduga untuk mempengaruhi putusan majelis hakim PTUN Medan. Faktanya, majelis mengabulkan sebagian gugatan tersebut.