5 Tren yang Dinilai Berdampak Terhadap Layanan Firma Hukum Selama 2022
Terbaru

5 Tren yang Dinilai Berdampak Terhadap Layanan Firma Hukum Selama 2022

Lawyer Monthly menjabarkan 5 tren yang harus diperhatikan selama 2022 untuk menghadapi perubahan dalam layanan hukum. Kelima tren tersebut terdiri atas AI, otomatisasi, keamanan siber, perubahan yang dipimpin klien, dan layanan hukum alternatif.

Ferinda K Fachri
Bacaan 3 Menit

Di negara Inggris sendiri, pelanggaran keamanan siber telah menyumbang angka setengah dari semua kejahatan. Terlebih, dengan firma hukum yang kini beralih pada model kerja jarak jauh dan hibrida, risiko pelanggaran keamanan siber menjadi sesuatu yang makin mengkhawatirkan. Peningkatan keamanan siber harus diutamakan guna melindungi data hukum dari serangan siber ataupun upaya akses illegal yang dilakukan pihak tidak bertanggung jawab.

Selanjutnya terdapat perubahan pada industri hukum yang dipimpin klien dengan meningkatnya adopsi teknologi sebagai contoh utama. Dari laporan tren hukum Clio yang terbaru, hanya 23% konsumen yang membuka diri untuk bekerja dengan advokat secara jarak jauh pada tahun 2018. Akan tetapi, kini dengan kondisi pandemi Covid-19, angka tersebut melonjak tajam hingga 79% konsumen menilai kemampuan bertemu advokat secara jarak jauh menjadi faktor kunci untuk memutuskan dengan siapa klien akan bekerja. Ditambah, 58% orang menyatakan bahwa opsi untuk berkonsultasi melalui panggilan video menjadi keinginan mereka kini.

Tidak hanya dalam pengadopsian teknologi yang terus meluas, klien sekarang lebih mematokkan fokus di bidang berkelanjutan dan keragaman serta inklusi ketimbang tahun sebelumnya. “Klien hendak firma hukum lebih menunjukkan pendekatan mereka yang berfokus pada masa depan serta mampu memberi pembelajaran dan pengembangan bagaimana mengelola faktor ini dalam bisnis mereka sendiri,” ungkap Rachel dalam kolom tulisannya.

Selain itu, terdapat layanan hukum alternatif sebagai tren pra pandemi yang mendulang atensi sepanjang tahun 2021 dan diperkirakan mendapat momentum yang lebih besar lagi di tahun 2022. Penyediaan layanan ini menjadi suatu “penjual solusi” yang melakukan tugas dan proses hukum tertentu untuk meningkatkan efisiensi. Semakin banyak pula firma hukum mengalihdayakan tugas khusus ke penyedia ini sebab mereka lebih cepat dan berbiaya murah.

Thomson Reuters, penggunaan Alternative Legal Service Providers (ALSPs) di AS, Kanada, Inggris, dan Australia dalam laporannya di tahun 2021 yang dikutip Lawyer Monthly menunjukkan penetrasi pasar yang tinggi menggunakan E-Discovery sebagai layanan dominan yang diminati firma hukum. Pasar ALSP, menurut laporan itu, kini bernilai 14 miliar USD.

Tags:

Berita Terkait