5 Isu Hoaks Viral Selama November 2018
Berita

5 Isu Hoaks Viral Selama November 2018

Pemerintah menyiapkan tiga upaya strategis untuk mendorong pemanfaatan serta perkembangan teknologi digital di Tanah Air agar mendidik dan menguntungkan.

M. Agus Yozami
Bacaan 2 Menit
Foto: kominfo.go.id
Foto: kominfo.go.id

Isu hoaks seakan menjadi ‘santapan’ sehari-hari di masyarakat. Agar tidak terbawa arus informasi yang salah, tentunya masyarakat harus bisa memilih berita mana yang benar atau salah. Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu, mengatakan berdasarkan hasil analisa Tim Anti Hoaks, Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo, selama bulan November 2018 setidaknya terdapat lima isu yang paling viral dan banyak dibicarakan di media sosial. Kelima isu tersebut adalah:

 

  1. Hasil rekaman black box Lion Air JT610

Kecelakaan jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan laut Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10/2018) menjadi isu yang banyak diperbincangkan di berbagai ruang publik dan media sosial. Bersamaan dengan itu bermunculan pula berbagai isu meliputi berita, foto dan video yang disinformasi atau hoaks terkait peristiwa jatuhnya pesawat tersebut. Kabar hoaks ini tentu menimbulkan banyak spekulasi dan keresahan di kalangan masyarakat, mengingat banyaknya jumlah korban pada tragedi maut tersebut.

 

Setelah setidaknya empat isu hoaks tercatat oleh Kominfo di bulan Oktober, di bulan November juga masih ditemukan berita hoaks/disinformatif yaitu beredarnya video yang diklaim sebagai rekaman black box dari pesawat Lion Air Jt 610. “Video tersebut diunggah di platform youtube dan telah ditonton oleh lebih dari 68 ribu views,” kata Ferdinandus seperti dikutip dari siaran pers Kemenkominfo.

 

  1. Hoaks Pelaku penculikan anak di jalan Kran Kemayoran

Isu tentang maraknya penculikan anak yang ternyata hanya hoaks juga menjadi isu yang sangat viral di bulan Oktober dan November. Banyaknya unggahan isu hoaks mengenai tertangkapnya penculik di berbagai daerah penculik, serta penculik yang menyamar sebagai orang gila, dan berbagai modus lainya yang ternyata tidak dibuktikan kebenarannya, tentu membuat masyarakat khususnya para orang tua resah.

 

“Dari berbagai isu penculikan anak yang viral di bulan November, di antaranya isu hoaks tentang ditangkapnya pelaku penculikan anak di jalan Kran Kemayoran, Jakarta,” kata Ferdinandus.

 

  1. Ratusan Jasad Anak-anak korban penculikan

Selain isu penculikan atau pelaku penculikan, juga viral diperbincangkan adanya isu ditemukannya jasad anak-anak korban penculikan untuk diambil organ tubuhnya dan diperjualbelikan.

 

(Baca Juga: Pasal Berlapis Bagi Penyebar Berita Hoax)

 

Di antara isu tersebut, kata Ferdinandus, ditemukan unggahan foto yang diklaim sebagai ratusan anak korban penculikan yang padahal itu tidak benar atau hoaks. Kabar yang beredar bahwa penculikan anak dengan tujuan untuk diambil organ tubuhnya ini membuat masyarakat khususnya orang tua resah dan merasa anak-anaknya terancam atau tidak aman.

 

  1. Kartu Nikah Dengan 4 Foto Isteri

Setelah Kementerian Agama resmi menerbitkan kartu nikah bagi pasangan suami-isteri yang bertujuan untuk efisiensi dan akurasi data, beredar viral di media sosial sebuah gambar kartu nikah berwarna kuning yang tercantum logo Kementerian Agama di bagian atasnya. Di dalam kartu tersebut tercantum empat kolom isteri dan satu kolom suami lengkap dengan kolom nama dan tanggal pernikahan di masing-masing kolom isteri.

 

(Baca Juga: Etika Bermedia Sosial yang Perlu Dipahami Agar Tak Terjerat Hukum)

 

Menurut Ferdinandus, sebagian netizen menganggap hal tersebut hanya lelucon, namun tidak sedikit yang berspekulasi bahwa kartu tersebut adalah kartu legalitas untuk berpoligami, padahal isu-isu tersebut hoaks.

 

  1. Teori Konspirasi Imunisasi

Imunisasi tak jarang mendapatkan penolakan dari beberapa kelompok masyarakat dikarenakan banyaknya informasi yang tidak benar bahkan hoaks terkait dengan imunisasi. Salah satu hoaks tentang vaksin imunisasi yang cukup viral adalah adanya isu konspirasi penyebaran virus atau penyakit melalui vaksin yang dikabarkan mengandung sel-sel hewan, virus, bakteri, darah, dan nanah dan disuntikkan ke dalam tubuh manusia.

 

Isu yang tidak benar ini tentu menimbulkan dampak yang luar biasa terhadap stigma masyarakat Indonesia tentang Imunisasi. “Imbasnya masyarakat menjadi ragu bahkan takut untuk memberikan imunisasi pada anak-anak mereka,” kata Ferdinandus.

 

Upaya Strategis

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengakui, sejumlah elemen mulai dari pemerintah, koorporasi, perguruan tinggi, NGO, bahkan artis setiap hari boleh dikatakan selalu membuat literasi-literasi untuk menangkal berita hoax, sebagaimana munculnya gerakan tagar #IndonesiaBicaraBaik yang diluncurkan oleh Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas).

 

Namun Menkominfo mengingatkan, gerakan-gerakan itu tidak cukup. Ia menyebutkan, untuk menangkal hal-hal yang negatif di dunia maya, pihaknya memilih melakukan penindakan. Yang terakhir adalah, menurut Menkominfo, tindakan di dunia nyata, yaitu polisi.

 

Pemerintah sendiri mengaku telah menyiapkan berbagai upaya strategis untuk mendorong pemanfaatan serta perkembangan teknologi digital di Tanah Air agar mendidik dan menguntungkan. Setidaknya, ada tiga upaya utama yang hingga kini terus dilakukan oleh pemerintah. 

 

Pertama, ucap Menteri Rudiantara, melakukan literasi digital ke masyarakat agar tidak terjebak ketika memilah dan memilih informasi. "Kita membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk meningkatkan literasi di masyarakat sebab kita punya 260 juta penduduk. Banyak yang konsumsi berbagai macam berita, palsu, benar dan yang campur aduk," ucap Menteri Rudiantara.  

 

Kedua, melakukan pencegahan terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya. Kemenkominfo selama ini telah melakukan tindakan pemblokiran maupun pembatasan akses yang kontennya dianggap merugikan publik.

 

"Upaya ketiga adalah melakukan penindakan hukum yang bekerja sama dengan pihak kepolisian. Ini paling mendasar untuk memajukan dan mengembangkan teknologi di Indonesia," kata Menteri Rudiantara.

 

Tags:

Berita Terkait